Musim panas musim Lampionblume/ P. alkekengi, ciplukan warna merah orange di Austria

Musim panas musim tanaman ini berbuah lebat. Senang rasanya berjumpa lagi dengan tanaman ini di musim yang meski cetar membara, dia mampu mengademkannya dan mengingatkanku juga akan  tanah air tercinta 😊 Aku selalu menjumpainya kalo lagi ngurus suatu keperluan di kantor pemerintahan atau sedang belanja piza dan sekedar jalan-jalan sore bersama suami.

Ya, tanaman ini memang tumbuh di pekarangan halaman perkantoran yang strategis, di tepi jalan besar sehingga memudahkan mata memandangnya. Apalagi penampilan fisiknya yang lebih mencolok di antara segerombolan tanaman lain yang ikut tumbuh bersamanya, seperti mawar dan aster.

Saking senangnya aku minta waktu khusus pada suami untuk mengabadikan tanaman cantik ini dengan menjepretnya sana sini. Eh padahal tahun sebelumnya dah pernah menfotonya, tapi ga ada bosan-bosannya memfoto mereka lagi 😊 Aku kira tanaman ini sudah tamat riwayatnya karena saat terakhir kemari di musim dingin, tanaman ini ga keliatan penampakannya.

Ternyata dia berhibernisasi alias istirahat panjang biar segar di musim selanjutnya. Saat musim semi dia turut bersemi, bangun dari tidur panjangnya. Nah di musim panas cerah ceria ini gilirannya berbuat lebat. Wow seru ya

Dialah ciplukan atau bahasa botaninya Physalis. Agak beda dengan ciplukan di tanah air yang warnanya standar, warna ciplukan yang satu ini mentereng banget. Makanya dia mudah ditemui bahkan di antara serombongan tanaman lainnya

Nah selain di pekarangan halaman perkantoran, tanaman ciplukan ini juga menjadi peliharaan warga yang menghiasi taman-taman dan halaman depan rumah warga lho.. Hmm.. ternyata tanaman ini lumayan elit.

Beda dengan ciplukan  tanah air yang mudah tumbuh dimana saja ya.. tak dipelihara tak juga butuh pemeliharaan. Saking mudah tumbuhnya, kadang tanaman ini tak dianggap. Paling jadi mainan favorit anak kecil karena bentuknya yang cantik seperti lentera atau lonceng dan buahnya yang tentu saja enak, manis-manis asem 😊

Nah karena sangat menawan dan cantik, ciplukan Eropa diperjualbelikan di toko bunga sebagai produk komersial mumpuni. Satu pot kembang mungil seukuran pot bumbu dapur emak-emak lengkap dengan buah-buahnya yang diselubungi sarung seharga 5,99 Euro atau sekitar Rp. 100.000.

Wow.. mahal juga. Tapi ga apa-apalah soal harganya ya. Mumpung musim panas, beli aja dan  pelihara kembali sebagai kesayangan di musim pepohonan dan tanaman berbuah lebat ini 🙂

 

Ok deh. Yuk kita eksplor tanaman ini bersama-sama. Kita berkenalan dengan profilnya terlebih dahulu ya..

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Plantae
Ordo : Solanales
Keluarga : Solanaceae
Subfamili : Solanoideae
Suku : Physaleae
Subsuku : Physalineae
Marga : Physalis
Jenis : 75-90 jenis

Ciplukan adalah tanaman bermarga Physalis yang memiliki sekitar 75-90 jenis atau spesies. Wow..banyak sekali ya..

Nah, karena aku tinggal di Eropa, maka aku akan memperkenalkan juga ciplukan yang tumbuh di daratan Eropa ini, terutama yang aku temui di Austria yaitu dari jenis  P. alkekengi atau nama lengkapnya Physalis alkekengi

Nama

Physalis alkekengi dikenal dengan nama Ceri kandung kemih, lentera Cina, lentera Jepang, strawberry groundcherry atau ceri musim dingin atau lampionblume bahasa Jermannya)

Physalis alkekengi adalah kerabat P. peruviana (Cape goosberry).

Pembungkus

Tanaman ini mudah dikenali dengan pembungkusnya yang lebih besar dari ukuran normal ciplukan, warna pembungkus yang menutupi buahnya merah orange terang, yang menyerupai lentera kertas. Apalagi saat buah ciplukan ini masak, warna orange pembungkusnya akan seperti kertas transparan dan terlihat buahnya yang kecil masak berwarna orange, persis lentera 😊

Penyebaran

Tanaman ini ternyata tumbuh secara alami di bumi Eropa lho, tepatnya di wilayah Eropa Selatan hingga ke wilayah Asia di Asia Selatan dan Asia Timur Laut. Tanaman ini juga dijadikan sebagai tanaman hias yang populer dan dibudidayakan di daerah beriklim dunia dan sangat kuat hingga di bawah -20 C. MasyaAllah

Penggunaan

Tanaman hias

Tanaman ini tidak tumbuh sangat tinggi, itulah sebabnya cocok ditanam di pot kembang, di balkon atau di kebun. Selain itu tanaman ini menjadi tanaman hias karena lentera dan buahnya yang berwarna cantik cerah ceria harmoni menghiasi halaman depan atau taman warga.

Bunga potong

Selain sebagai tanaman hias, mereka bisa dijadikan bunga potong lho.

Ini dibuat saat buah telah matang, Tanaman digunakan sebagai bunga potong, batang dengan lentera merah sering digunakan dalam hiasan bunga kering, atau bahkan sarungnya yang kering dijadikan hiasan seperti yang ane lihat di area pertokoan tepi jalan pusat keramaian

Kuliner

Buah ini dapat dimakan, tapi harus benar-benar matang ya.

Masyarakat Cina mengolah buahnya dengan dipanggang untuk dijadikan isian pai

Kesehatan

Seperti sejumlah spesies lain di genus/ marga Physalis, ciplukan ini mengandung berbagai macam physalin. Physalin adalah konstituen steroid dari tanaman Physalis yang memiliki kerangka skeleton yang tidak biasa 13,14-seco-16,24-cyclo-steroidal (dimana ikatan yang biasanya ada di antara 13 dan 14 posisi di steroid lain rusak sementara ikatan baru antara posisi 16 dan 24 terbentuk). Sejak isolasi dan penentuan struktur physalin A dan physalin B pada tahun 1969, lebih dari selusin physalin diisolasi dari spesies Physalis, yaitu Physalis alkekengi, Physalis angulata dan Physalis lancifolia. Senyawa-senyawa ini memiliki sifat antimikroba, antibakteri dan antiparasit.

Selain itu buah ini juga mengandung etil ester asam caffeic, 25,27-dehydro-physalin L, physalin D dan cuneataside E

Buah kering P.alkekengi disebut bunga emas dalam pengobatan Unani dan digunakan sebagai diuretik, antiseptik, korektif /pembersihan hati dan obat penenang

Wow.. MasyaAllah. Ternyata ciplukan benar-benar top deh. Dah cantik menarik, berkhasiat lagi. Apakah pemirsa akan memikirkannya sejenak dan syukur-syukur tertarik untuk ikut membudidayakannya juga? 😊

Nah, pemirsa, sekian dulu laporanku mengenai ciplukan Eropa di musim panas ini ya. Semoga bermanfaat

Sampai jumpa lagi

Schreibe einen Kommentar