Selama di Austria, ane belum pernah nemui yang namanya daun pisang. Bagi emak-emak rumah tangga seperti ane, daun pisang ini berguna untuk kebutuhan dapur. Bisa untuk membuat makanan yang dibungkus dengan daun pisang. Aroma dan rasa makanan menjadi lebih enak, seperti cemilan, dari yang rasanya manis manja seperti kue lepet pisang hingga yang asin garing, seperti lemper dan otak-otak. Untuk bikin lauk juga bisa. Nah, yang melegenda dan kesayangan emak-emak itu biasanya pepes-pepesan, dari pepes ikan hingga pepes ayam 😊
Ga sembarang daun pisang ya.. Kata emak ane yang bagus itu dari daun pisang kepok. Kalo daun pisang lain belum pernah nyoba sih ane, tapi kata emak ane lagi, rasanya bisa pahit.
Menemui daun pisang bukanlah sekedar mimpi, meskipun ane belum pernah sekali pun menemui pohon pisang selama di Austria ini, ada aja kalo memang ditakdirkan hadir di pasar ini ya 😊 Akhirnya ane temui juga saat ke pasar Naschmarkt, pasar yang ramai dikunjungi baik oleh warga lokal maupun warga dari luar kota Wina sampai ke pelosok-pelosok Austria, seperti ane dan suami, bahkan turis dari manca negara
Adanya di toko India, toko yang menjual berbagai produk dan barang, baik segar maupun awetan. Dari ulekan atau lumpang atau cobek berbagai model dari berbagai bahan, hingga sayur mayur dan makanan laut atau seafood. Toko ini sampai keluar ruangan juga, buka lapak di samping toko yang menjual berbagai macam buah dan bumbu-bumbu dapur, dari cabe hingga laos dan serai.
Untuk sayur mayur dan seafood yang harus selalu segar berada di dalam toko dan diletakkan di lemari pendingin. Nah, di sinilah saat ane menemui daun pisang pemirsa, berkawan dengan kecambah, lada yang masih berkulit belum dikupas berwarna hijau segar, daun pandan hingga kacang panjang. Semuanya diimpor dari Thailand. Wow.. MasyaAllah, alhamdulillah.. Senengnya ane sampai harus memberitahu suami atas keberhasilan ane menemui daun pisang ini
Pertanyaan klasik dari suami selalu, apa dan untuk apa itu? Maklum ya, ga pernah liat yang model beginian 😊 Ini bab, daun pisang untuk acara masak memasak ala emak-emak rumah tangga. Pasti suami mikir lagi.. kok bisa.. haha. Iyalah, di Austria mana ada makanan yang dibuat dengan daun pisang 😊
Seperti biasa, ane fotoin momen cantik ini. Masih ada yang kurang ramai nih.. Belum afdol rasanya kalo ga dijamah. Untuk yang ini, ane minta suami memfotonya, sementara ane menyentuh daun pisangnya yang dibungkus rapi dengan plastik. Belanjaan kita berupa saos sambel dan tepung tapioka yang dibeli sebelumnya, ane alihkan ke suami 😊
Berapa harganya sebungkus daun pisang seberat 100 g? Per kemasan daun pisang segar yang dalam bahasa Jermannya Frische Bananen Blätter ini dihargai 2,40 Euro atau sekitar Rp.41.000. Jadi kalo sekilonya sekitar beberapa pelepah daun pisang dihargai 24 Euro atau sekitar Rp.410.000. Wow.. lumayan juga harganya ya.. Kalo di kampung halaman kita bisa dapatkan gratis, bahkan di halaman rumah kita punya pohonnya hingga belasan 😊 Kalo di sini kita harus berjuang mencarinya hingga mendapatkannya. Harganya juga ga bisa dibilang murah. Maklum ya disesuaikan dengan biaya transportasi. Jauh bo‘ mendatangkannya sampai ke Thailand sana. Ini mah sama seperti ane mau ke kampung halaman 😊
Ga apa-apalah ya. Alhamdulillah, yang penting itu daun pisang bisa kita temui di Austria. Kalo misalkan mau pepes memepes ga kesulitan lagi untuk mencarinya 😊
Demikianlah laporan ane kali ini pemirsa. Semoga ada manfaatnya. Sampai jumpa lagi di edisi selanjutnya ya 😊