Guling, teman bantal khas Indonesia dan sejarahnya

Guling secara umum adalah salah satu alat yang digunakan untuk tidur khas masyarakat Indonesia Guling berupa bantal panjang dan sempit yang empuk sebagai penyangga tubuh, untuk dipeluk hingga untuk teman tidur agar nyenyak dan nyaman.

Guling yang digunakan untuk tidur ukurannya berkisar 100 hingga 120 cm

Guling biasanya diisi dengan kapas, kapuk, busa, bulu unggas dan sebagainya, yang menjadi ciri khas guling warga tropis Indonesia.

Selain sebagai teman tidur, guling digunakan sebagai dekorasi. Ukuran untuk guling jenis ini biasanya lebih kecil mungil dan pendek

Penamaan

Konon katanya, kata guling berasal dari bahasa Inggris Tengah dan Kuno dan merupakan serumpun dari bahasa Inggris Kuno, belg, ‘bag‘.

Konon katanya lagi, penggunaan kata’guling‘ diketahui sebelum abad ke-12. Tapi sumber ini tidak menyebutkan negara mana yang menggunakan nama ini pertama kali.  Tapi yang jelas, Indonesia mengenalnya sejak jaman penjajah Belanda

Guling di negara Asia Tenggara

Ternyata guling ga hanya milik Indonesia aja lho.. Ternyata banyak juga yang mengaku menggunakannya terutama negara-negara serumpun Asia Tenggara. Entah darimana asal muasal guling di negara-negara ini, apa dari penjajah Belanda atau mungkin malah diadopsi dari kebiasaan warga tanah air ya.. Kan biasa tuh negara-negara tetangga suka ngaku-ngaku asal muasal dari negara mereka, padahal dah jelas-jelas dari negara Indonesia. Tuh buktinya rendang dan batik diaku dari negara mereka hehe..

Atau pemirsa yang tinggal di negara-negara Asia Tenggara bisa menjelaskannya? 😊

Guling di negara-negara ini ga ada bedanya dengan guling di Indonesia yang empuk berisi kapas atau kapuk atau busa dkk

Di Vietnam, guling dikenal dengan nama goi om, Filipina sebagai bantal hotdog, Malaysia menyebutnya bantal peluk sedangkan Thailand dengan monkhang atau bantal di samping

Guling di Asia Timur

Kalo guling Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara identik dengan guling yang terbuat dari kapas dkk, maka guling mereka terbuat dari anyaman bambu atau rotan lho.. Tentunya ga empuklah ya.. namanya juga dari anyaman bambu atau rotan 😊

Berbeda dengan guling khas masyarakat Indonesia yang digunakan untuk tidur dengan nyaman dan tenang, guling keras ini dipercaya masyarakat Asia Timur untuk melancarkan aliran darah saat tidur. Guling Cina dikenal dengan nama Dzuluren, sedangkan guling Korea bernama Jukbuin, sedangkan di Jepang disebut dakimura

Tradisi Jepang menyatakan seorang istri akan membuat guling dari bambu dan memberikannya kepada suaminya ketika dia bepergian jauh dari rumah. Jadi si suami ga akan kesepian di malam hari. Nama guling ini berubah menjadi Chikufujin yang berarti ’istri bambu‘. Aaaihh.. ada-ada saja ya 😀

Negara Barat

Bagaimana keberadaan guling di negara Barat? Di negara ‘Pak Le‘ dan ‘Bu le‘ guling diketahui diletakkan di kepala tempat tidur dan berfungsi sebagai penyangga kepala atau punggung bawah atau sebagai penyangga lengan pada furnitur dengan

Hmm.. kalo boleh memilih.. emak-emak tropis pilih guling yang mana? Pastilah yang empuk dan lembut nyaman ya😊Kalo perkara melancarkan darah, mungkin abis bangun tidur aja gerak-gerak bodi alias berolahraga haha

Guling di Indonesia berasal dari kebudayaan Indisch abad ke-18 atau ke-19. Ini merupakan kebiasaan peninggalan pada masa kolonial Belanda

Di kalangan masyarakat Indonesia, dulunya guling hanya dimiliki golongan atas atau priyayi. Pemakaian guling menjadi semakin populer dan menyebar ke segala kalangan karena masyarakat Indonesia suka meniru

Schreibe einen Kommentar