Lada hijau segar di Austria Rp.560.000 sekilo, serta manfaatnya untuk kesehatan

Masih ingat dengan lada? Lada atau merica atau sahang dalam bahasa kampung halaman ane pernah mengalami era booming atau istilah anak gaul viral karena harganya yang super fantastis. Lada kemudian mengalami pasang surut harga

Kenapa harga lada mahal ya? Mungkin karena harga lada mengikuti harga internasional. Disamping produknya yang kadang-kadang mengalami pasang surut, kadang-kadang berlimpah, kadang-kadang mentok. Hanya petani yang benar-benar ulet memeliharanya mendapatkan hasil yang stabil. Kalo hanya menanam lada saat harga naik, eh ketika panen harga malah turun karena berlimpahnya produk

Biar bagaimanapun, lada akan selalu dan selalu dinanti dan dinikmati ya.. Seperti di Austria. Jauh-jauh didatangkan dari Asia, tepatnya dari Thailand. Lada telah menjadi bagian dalam perbumbuan wajib Barat, seperti dalam daging panggang, steak dan sup.

Lada dalam bentuk kering atau bubuk mungkin dah biasa ya. Nah, kalo masih dalam bentuk segar dan berwarna hijau ini baru luar biasa. Paling ga bule bisa mengenal wujud asli lada ini. Biasanya lada berwarna hijau dan bila dipijit sedikit lunak, menandakan lada masih muda. Tapi bila lada berwarna hijau, kadang-kadang ada yang berwarna jingga, kemerahan hingga merah menyala dan bila dipijit kokoh, ini menandakan lada sudah tua dan boleh dipetik atau dipanen.

Lha kok ane tau tentang umur lada masih muda atau tua atau siap panen ini ya.. Kebetulan di halaman rumah kita di kampung halaman pernah menanam lada ini, hanya untuk mengisi lahan aja. Alhamdulillah hanya dengan pupuk alami air cucian beras dan sayur mayur, ladanya tumbuh hingga bertahun-tahun, bahkan hingga saat ini meski hanya menyisakan satu tanaman saja. Saat tibanya lada-lada pada masak dan berwarna-warni seperti pelangi, saat itu menjadi momen yang membahagiakan buat ane untuk segera memetiknya 😊

Lada segar yang baru pertama kali ane temui di Austria ini berada masih di toko India, di pasar Naschmarkt, pasar tradisional satu-satunya se Austria. Karena harus selalu dalam keadaan segar, maka lada ini diletakkan di lemari pendingin berteman dengan produk segar lainnya seperti daun pisang dan daun pandan, kacang panjang, baby corn serta kecambah

Lada segar yang tersusun pada tangkainya seperti untaian buah anggur versi mini ini dihargai cukup fantastis lho pemirsa. Dengan kemasan seberat 100 g, lada segar berwarna hijau yang dalam bahasa Jermannya bernama Frischer grüner Pfeffer ini  dihargai 3,30 Euro atau sekitar Rp.56.000. Untuk sekilo harganya 33 Euro atau sekitar Rp.560.000. Wow.. lumayan kan harganya pemirsa 😊 Maklumlah jauh didatangkan dari negera Thailand sana ya

Lada segar ini terasa lebih mantap bila ditambahkan ke dalam masakan karena kandungannya yang lebih banyak dan masih alami

Masih ada yang belum tau ma lada atau merica atau sahang ini? Bagi emak-emak yang biasa terjun ke dapur dah familiar dengan bumbu rempah yang satu ini ya. Nah, untuk mengenalnya lebih dalam, yuk kita simak data pribadinya terlebih dahulu 😊

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : P. nigrum

Lada yang memiliki nama binomial Piper nigrum ini merupakan tanaman merambat pada tiang atau penyangga atau para-para yang terkadang menjalar ke permukaan tanah. Tingginya bisa mencapai 15 meter lho.. Tinggi banget ya.. Nah, biasanya untuk budidaya, tanaman lada akan dipangkas hingga mencapai ga lebih dari 3 meter saja tingginya.

Menurut cerita emak ane, tanaman lada yang merambat pada tanaman lain yang dia anggap seperti penyangga akan semakin subur dan memperpanjang masa hidup lho. Tapi emang bener kok. Seperti  di halaman belakang rumah kita di kampung halaman, tanaman lada tinggal satu-satunya yang bertahan hidup, tumbuh merambat manja pada pohon melinjo hingga saat ini dah berusia belasan tahun 😊

Biji lada kaya akan kandungan nutrisi seperti vitamin B1, B2, B3, vitamin E dan vitamin K, serat, pati dan mineral seperti kalium, kalsium, magnesium, zat besi, mangan, magnesium serta seng.  Lada juga mengandung minyak lada dan  minyak lemak dengan rasa sedikit pahit, pedas dan hangat. Rasa pedas pada lada berasal dari zat kavisin.

Dilihat dari kandungan nutrisinya seperti vitamin dan mineral serta zat-zat lainnya, ternyata selain sebagai bumbu dapur, lada juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh lho. Apa saja itu, yuk kita simak bersama-sama pemirsa

Menjaga kesehatan sistem pencernaan

Lada mengandung zat piperine yang membuat produksi asam hidroklorik pada saluran pencernaan meningkat. Selain itu lada juga mengandung serat dan sejumlah vitamin B yang baik untuk kesehatan pencernaan hingga terhindar dari masalah pencernaan seperti sembelit dan perut kembung.

Menjaga kesehatan kulit

Selain menjaga kesehatan pencernaan, piperine dapat merangsang kulit untuk menghasilkan pigmen melanosit sehingga terhindar dari kehilangan pigmen normal. Lada juga mengandung zat polifenol yang bisa menangkal serangan radikal bebas penyebab masalah kulit berubah warna menjadi lebih gelap. Kandungan vitamin C serta vitamin E dalam lada ini juga baik untuk mengangkat sel kulit mati dan mencegah datangnya jerawat serta nutrisi yang baik untuk membuat kulit lebih putih bersih berseri, mulus dan kinclong

Menjaga kesehatan rambut

Sifatnya yang antibakteri dan antiinflamasi bisa membantu mengatasi masalah rambut seperti rambut gatal dan berketombe. Begitu juga vitamin C dan votamin E menjadikan nutrisi untuk rambut sehingga kesehatan rambut selalu terjaga

Melancarkan sistem pernafasan

Lada bersifat ekspektoran sehingga baik untuk mencegah hidung tersumbat atau pilek. Karena sifat ekspektorannya ini, maka jangan heran kadang kita merasa pengen bersin-bersin dan batuk saat ga sengaja menciumnya 😊

Nah, itulah beberapa di antaranya manfaat lada yang perlu kita ketahui. MasyaAllah, alhamdulillah.. Bermanfaat sekali si kecil manja pedas panas menggigit ini ya pemirsa

Bagaimana.. tertarik untuk menempatkan lada sebagai bumbu rempah favorit keluarga.. Bule aja suka, apalagi kita ya yang ga sulit mendapatkannya di tanah air 😊

Nah, demikianlah pemirsa kabar ane kali ini. Nantikan episode selanjutnya masih seputaran bumbu-bumbu tropis yang melanglang buana ke negeri Eropa, Austria tepatnya di pasar Naschmarkt.

Sampai jumpa lagi 😊

Schreibe einen Kommentar