Sistem pertanian yang membuat petani makmur di Austria, dari penanaman hingga penyaluran hasil pertanian

Di belahan bumi utara Eropa seperti Austria, sangat mudah kita temui area pertanian hingga berhektar-hektar, dari halaman rumah tetangga hingga tepi jalan

Sepertinya tanah dimari tidak pernah lelah ditanami bergantian tanaman yang berbeda-beda di setiap musimnya. Ternyata rahasianya cukup sederhana. Tanah dipupuk dengan bahan organik alias bahan alami seperti pupuk kandang dan kompos. Jangan heran saat musim menyebarkan pupuk kandang, aroma menusuk hidung menebar ke segala arah. Untungnya warga cukup pengertian, tidak protes dengan aroma pupuk ini yang sesuatu banget 😊

Dengan pupuk alami, tanah tidak menjadi resisten alias kebal yang menyebabkan kesuburan mandek. Jika pupuk buatan seperti kimiawi, tanah bisa jadi resisten dan dosis harus ditinggikan terus menerus agar didapat kesuburan maksimal. Tapi ini bukanlah cara yang bijaksana karena bagaimanapun yang tidak alami dapat berpengaruh terhadap kesehatan umat manusia ya

Salah satu mudahnya menemui area pertanian adalah seperti di area pertanian dekat rumah kita. Dengan jarak hanya beberapa meter, ane bisa menikmati keindahan area pertanian yang setiap musimnya berganti tanaman. Tahun kemarin di musim panas lahan ditanam gandum, tahun ini jagung. Di akhir musim panas hingga musim gugur biasanya ditanami tanaman raps atau rapa dengan bunga-bunganya yang berwarna kuning terang cerah ceria yang bertahan berbulan-bulan

Dengan banyaknya area pertanian ini, bagaimana nantinya saat panen ya? Dilihat dari area pertanian atau kebunnya yang luas, hasil pertanian untuk diri sendiri lebih dari cukup. Jadi kemana para petani atau tukang kebun menyalurkan hasil panennya?

Ternyata hal ini sudah dipikirkan sebelumnya. Pemerintah sudah memiliki sistem yang membuat para petani tidak kelimpungan menyalurkan hasil panennya. Bagaimana bisa? Yuk kita telusuri bersama-sama

Para petani atau tukang kebun yang memang berniat untuk bercocok tanam dalam skala besar terlebih dahulu melapor ke pemerintahan terdekat, dalam hal ini misalnya gemeinde. Nanti akan ada daftar tanaman dan hasil panen apa saja yang dibutuhkan untuk tahun ini. Bila pemerintah masih ada stok hasil panen yang berlimpah, misalkan gandum, maka tidak disarankan menanam gandum ini

Dengan rekomendasi pemerintahan setempat, para petani pun dengan tenang menanam tanaman yang direkomendasikan

Saat tiba panen, petani tidak perlu mondar mandir menawarkan hasil panennya kemana-mana. Tidak perlu kuatir hasil panen tidak laku atau terbuang sia-sia. Petani cukup duduk manis. Semua sudah ditangani pemerintah setempat, mulai dari harga yang pantas, transportasi hingga penyaluran kemana, ke supermarket atau diekspor ke luar negeri

Ini yang membuat para petani di sini hidup makmur dari berkebun saja. Hanya dibutuhkan kerja serius dan taat mengikuti peraturan yang ditetapkan

Lain halnya jika petani bercocok tanam atau berkebun tidak mendaftar ke pemerintah terlebih dahulu. Segalanya dihandle sendiri. Dijual ke pemerintah sudah pasti ga bisa, karena pemerintah sudah ada stok dari para petani yang mengikuti sistem pemerintah.

Hmm.. bagus juga sistemnya ya.. Dengan demikian ga ada istilah tengkulak atau orang yang mempermainkan harga hingga merugikan petani

Kalo di negara antah berantah kita kadang miris dengan nasib petani ya.. Sudahlah bekerja keras siang malam, eh yang borong tengkulak, atau malah oknum pemerintahnya yang nakal mempermainkan harga yang membuat petani menjerit perih. Atau ada yang bingung mau menyalurkan kemana hasil pertanian sementara untuk kebutuhan sendiri lebih dari cukup, kalo dijual kadang banting harga, ke pasar atau swalayan mereka sudah ada penyalur tetap

Nah demikianlah pemirsa edisi kali ini mengenai sistem penyaluran hasil pertanian di Austria yang tentunya menguntungkan semuanya ya. Patut ditiru nih

Sumber ini ane dapat dari suami ane tercinta yang mendapatkannya dari pelajaran di sekolahnya dan tentu saja melihat langsung di lapangan. Anak kecil di sini tidak malu bertanya akan sesuatu yang ingin diketahuinya, begitu juga suami ane kala itu kepada tetangga dekat rumahnya yang memiliki area pertanian yang luas

Ok deh. Semoga bermanfaat

Sampai jumpa lagi

Schreibe einen Kommentar