Hujan es dan hujan salju di musim dingin di Austria

Musim dingin umumnya terjadi dari bulan Desember hingga awal Maret di belahan bumi utara seperti Eropa, termasuk Austria tempatku menetap sekarang

Musim dingin identik dengan salju. Ya, di musim dingin ini salju datang menghampiri. Selain salju, suhu di sekitar juga menjadi lebih dingin dibanding musim-musim lainnya, bahkan bisa mencapai minus di bawah 0°C lho. Beberapa minggu yang lalu di area tempatku bermukim sekarang malah -7°C. Wah, dinginnya jangan ditanya.. yang pasti dingin sekali ya 😊

Selain itu, hujan juga datang menghampiri. Matahari yang dominan di musim-musim sebelumnya hanya sekali-sekali datang dan pergi berganti dengan hujan. Selain hujan biasa, hujan rintik-rintik manja dan gerimis mengundang maupun hujan lebat dan hujan salju yang lumrah datang di musim dingin ini, ada hujan apalagi ya.. Hmm, gimana kalo hujan es? Ya, di musim dingin ini hujan es biasa juga terjadi. Wah.. beneran nih 😉

Seumur hidup baru ini aku menjumpai hujan es, di negeri nun jauh di sana lagi di belahan bumi utara, Austria. Kisahnya pada suatu hari saat akan memasuki musim dingin kita (aku dan suami) keluar rumah. Dari dalam mobil kita melihat rintik hujan yang ga biasa. Hujan air tapi disertai butiran kristal es bening seukuran kacang hijau. Hmm.. kalo hujan biasa ga mungkin ya karena umumnya hanya air saja. Kalo hujan salju kok butirannya kelihatan banget seperti kerikil bening halus bukan putih ringan seperti kapas.. Bunyinya saat mendarat mengenai kaca mobil juga lumayan garing😊

Suami bilang, ini bukan hujan salju tapi hujan es. Untuk meyakinkanku, suami menangkap beberapa butiran es yang turun ke bumi dan memberikannya padaku. Ada yang utuh dan ada yang mencair perlahan tapi pasti di tanganku 😊 MasyaAllah indahnya.. Nah, begitu juga saat kita berjalan di trotoar menuju supermarket untuk belanja kebutuhan sehari-hari, terasa banget jalanan yang licin karena hujan es ini. Harus berhati-hati melangkah kalo ga mau kepeleset.

Es-es ini ga hanya ditemui saat hujan es saja. Biasanya di pagi hari permukaan bumi dilapisi embun berupa es yang menempel seperti di rerumputan, jalanan bahkan di kaca mobil. Kita bisa membedakan es ini dengan salju, dimana es lebih kokoh dibanding salju.

Oh ya, dari tadi kita bicara es. Ada yang belum tau apakah es itu? 🙂 Es adalah benda padat yang terbuat dari air yang membeku.  Nah, kalo hujan es itu sendiri apa? Apa yang menyebabkan terjadinya hujan es, apakah sama dengan hujan biasa yang menjatuhkan butiran air atau hujan salju? Kalo ga sama, apa penyebabnya dan perbedaannya? Wow.. banyak sekali pertanyaannya ya.. Ini yang ada dibenakku saat pertama kali tau hujan es. Sepertinya penasaran nih.. Banget 😊

Nah, untuk menuntaskan rasa penasaran ini, yuk pemirsa kita kepoin bersama-sama. Kita mulai dengan dasarnya dulu ya, yaitu hujan

Hujan

Hujan adalah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfir ke permukaan bumi. Secara sederhana, proses hujan berasal dari penguapan air laut dan permukaan akibat penyinaran matahari. Kemudian mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk titik air yang berkumpul menjadi awan. Kalo titik-titik air ini sudah berat, turunlah mereka dalam bentuk hujan.

Kalo yang turun ke bumi dalam bentuk air, maka ini adalah hujan biasa. Kalo yang turun berupa kristal-kristal es, maka ini dinamakan hujan es. Demikian juga kalo yang tercurah ke bumi adalah berupa kristal es halus dan ringan seperti kapas, maka ini dinamakan hujan salju.

Bagaimana bisa terjadi perbedaan ini ya? Biar lebih jelasnya, yuk pemirsa mari kita cari tau lagi bersama-sama, kita kupas sampai tuntas ya.. Dimulai dari hujan es 😊

Hujan es

Hujan es adalah curahan es yang lebih besar dari salju turun di dalam uap panas dari awan dengan suhu udara di bawah titik beku. Apa itu di bawah titik beku? Di bawah titik beku adalah suhu di bawah 0°C. Hujan es bisa disebut juga hujan batu es dimana hujan yang turun ke bumi seperti butiran atau kristal es.

Mengapa hal ini bisa terjadi ya? Hal ini terjadi karena arus udara yang mengandung banyak uap air bergerak secara vertikal untuk mencapai lapisan udara yang sangat tinggi sehingga suhu udara akan turun dengan drastis di bawah 0°C. Akibatnya uap air yang ada di udara berubah dengan sangat cepat dengan membentuk kristal es sehingga jatuh ke bumi sebagai kristal es atau hujan es. Sebagian dari kristal-kristal es tersebut ada yang telah mencair sebelum mencapai permukaan bumi.

Untuk mengetahui proses terjadinya hujan es ini secara rinci, yuk kita simak sama-sama uraian di bawah ini 😊
– Sumber air yang ada di bumi terkena sinar matahari sehingga menguap. Sumber air yang berada di bumi ini bisa berasal dari samudra, laut, sungai, danau dan rawa, termasuk air yang berada di dedaunan tumbuh-tumbuhan atau di permukaan tanah.


– Uap air yang dihasilkan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian menjadi awan
– Awan-awan tersebut kemudian bergerak sendiri-sendiri ke tempat yang berbeda-beda dengan bantuan angin
– Kemudian awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya lebih dingin dan mencapai titik embun, lalu mengembun. Karena massa ini berat maka turunlah menjadi titik-titik hujan
– Ketika telah mengembun dan menjadi air dan tertiup oleh angin thermis yang naik ke ketinggian yang memiliki suhu di bawah titik beku, embun tersebut akan berubah menjadi es yang jatuh ke bawah. Ikatan molekul es ini lebih kuat dari ikatan antar molekul air karena es meupakan benda padat. Hal ini menyebabkan es yang jatuh ke bawah berbentuk tidak rapi, ada yang seukuran kerikil, namun ada juga yang lebih besar.

Nah, bagaimana dengan hujan salju?

Hujan salju

Terlebih dahulu kita harus mengetahui apakah salju itu. Salju adalah kristal-kristal es yang halus berwarna putih seperti kapas halus, yang terbentuk dari uap air yang mengalami pendinginan sampai di bawah titik beku (0°C).

Salju yang turun ke bumi biasa disertai dengan hujan dengan tetesan air atau tanpa tetesan air. Oleh karenanya dinamakan hujan salju. Jadi, hujan salju ini merupakan jenis hujan yang terdiri dari kristal-kristal es halus dan ringan yang terbentuk dari uap air yang mengalami pendinginan dengan suhu udara di bawah titik beku

Bagaimana proses terjadinya hujan salju ini ya.. Proses hujan salju ini ga beda jauh dengan proses terjadinya hujan biasa. Hanya ada beberapa poin penting yang membedakannya. Untuk lebih jelasnya, yuk kita simak uraian berikut ini 😊
– Sumber air di bumi terkena sinar matahari sehingga menguap.
– Uap air tersebut berkumpul di atmosfir bumi.
– Kumpulan uap air tersebut kemudian mendingin sehingga mengalami titik kondensasi atau pengembunan yaitu suhu dimana gas berubah wujud menjadi cair atau padat.
– Selanjutnya membentuk awan. Ketika pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil dari massa udara sehingga awan tersebut mengapung di udara. Uap air terus bertambah hingga massanya pun juga bertambah, sehingga ketika udara tidak kuat lagi maka awan tersebut akan pecah menyebabkan partikel-partikel air yang bersifat murni (belum terkontaminasi partikel lain).
– Sampai di sini, air murni tidak langsung membeku pada 0°C. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan suhu yang lebih rendah dari 0°C yang berada tepat di bawah awan. Apakah cukup sampai di sini? Tidak. Untuk membentuk salju, ternyata tidak hanya diperlukan suhu rendah saja. Pada saat partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara maka air tersebut akan dikotori oleh partikel-partikel lain yang berfungsi mempercepat pembekuan dan perekat antar uap air sehingga partikel air yang sudah tidak murni akan bergabung dengan partikel lainnya membentuk es yang lebih besar. Nah, kalo suhu udara tidak sampai melelehkan kristal tersebut maka kristal es akan jatuh ke tanah dan inilah yang kita sebut salju.

Sampai di sini paham kan pemirsa.. 😊 Sekarang agak bisa direka-reka, apakah hujan salju sama dengan hujan es?

Hujan salju pada dasarnya hampir sama dengan hujan es. Perbedaan dari kedua hujan tersebut adalah pada esnya, dimana es salju merupakan es halus. Sedangkan hujan es adalah hujan batu yang berbentuk kristal es. Kemudian, hujan es ini adalah hujan es yang turun dari dalam uap panas dari awan dengan suhu udara di bawah titik beku dan dapat mencair sebelum mencapai permukaan bumi. Untuk hujan salju, terbentuk karena disebabkan oleh uap air mengalami pendinginan hingga terjadinya titik beku. Salju yang telah jatuh ke bumi tidak akan mencair karena bumi memiliki suhu yang sangat dingin, biasanya kurang dari 5°C.

Jadi, pada dasarnya, hujan biasa adalah sama seperti hujan es dan hujan salju. Yang membedakannya adalah hujan biasa langsung turun ke bumi, sedangkan hujan es dan hujan salju tidak langsung turun ke bumi, akan tetapi salah satu penyebabnya adalah mengalami pembekuan terlebih dahulu. Uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Kemudian karena terjadi pengembunan yang mendadak, maka terjadi pembentukan es dengan ukuran yang lebih besar

Ukuran butiran es yang jatuh dari langit tergantung dari seberapa lama es tersebut dapat diam di atmosfer yang dingin sebelum jatuh ke bumi

Hujan biasa terjadi dimana saja di bumi.
Hujan salju terjadi di daerah kutub, di daerah yang berada di garis 23,5° Lintang Utara atau di bawah 23,5° Lintang Selatan atau di daerah beriklim sedang pada musim dingin seperti yang masih berlangsung di negara tempat ane bermukim Austria dan di dataran tinggi lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut seperti di wilayah Dachstein Austria di daerah pegunungan atau puncak-puncak gunung yang tinggi. Nah, itu sebabnya hujan salju ga bisa terjadi di Indonesia. Selain itu, suhu di tanah air kita juga rata-rata tinggi sehingga saljunya ga sempat terbentuk karena mencair duluan. Beda kalo di daerah 4 musim dimana suhu di bumi sangat dingin di bawah 5°C
Namun, hujan es bisa juga terjadi di daerah tropis seperti tanah air kita tercinta Indonesia, tidak hanya terjadi di daerah beriklim sedang atau subtropis atau daerah 4 musim saja

Hujan es biasanya turun dalam bentuk kristal-kristal es bening bahkan bola-bola kecil dan padat dari awan kumulonimbus, sedangkan hujan salju turun dalam bentuk kepingan kristal-kristal es halus yang tipis dan ringan dari awan nimbostratus.

Bagaimana rasanya mengalami suasana begini di musim dingin ini ya? Tentunya merupakan pengalaman yang luar biasa ya, apalagi untuk yang baru pertama kali mengalaminya. Seperti diriku saat pertama kali mengalaminya di Austria ini di musim yang lalu 😊 Bahkan hingga saat ini masih selalu kagum akan fenomena ini dan tentunya bersyukur pada yang menciptakannya, Allah SWT. MasyaAllah, alhamdulillah

Schreibe einen Kommentar