Bacaan Attahiyat adalah dialog Rasulullah SAW dan Allah SWT dalam peristiwa Isra‘ Mi’raj

Isra‘ Mi’raj adalah perjalanan mukjizat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Isra ‘ Mi’raj merupakan dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam waktu satu malam saja

Beberapa gambaran mengenai Isra‘ Mi’raj ini terdapat dalam firman Allah di Al-Qur’an surat ke-17 yaitu Surat Al-Iqra, begitu juga di dalam hadis

Surat Al-Iqra yang artinya Perjalanan Malam merupakan surat Makkiyah yang terdapat dalam juz 15 dan terdiri dari 111 ayat. Firman Allah mengenai peristiwa Isra‘ Mir’raj terdapat pada ayat pertama surat ini

Allah berfirman yang artinya:

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat

(QS. Al-Isra ayat 1)

Ada banyak hikmah yang dipetik dari peristiwa Isra‘ Mi’raj, dari perintah sholat lima waktu untuk umat Islam hingga bacaan Attahiyat yang merupakan dialog antara Nabi Muhammad Rasulullah SAW dengan Allah SWT di Sidratal Muntaha ketika terjadi peristiwa Isra‘ Mi’raj ini

Attahiyat adalah gerakan sholat yang dilakukan setelah sujud kedua pada rakaat kedua, lalu duduk dan membaca attahiyat. Attahiyat ada dua macam yaitu tahiyat awal dan tahiyat akhir

Pada malam Isra‘ Mi’raj, malaikat Jibril As mengantar Nabi Muhammad Rasulullah SAW naik ke Sidratal Muntaha. Akan tetapi Jibril As tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratal Muntaha, maka Jibril pun mengatakan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa dirinya

Rasulullah SAW melanjutkan perjalanannya perlahan sambil mengagumi keindahan istana Allah SWT hingga tiba di Arsy. Inilah peristiwa pertama kalinya Rasulullah SAW berdialog dengan Allah SWT setelah sekian lama menjadi Rasul

Rasulullah SAW kemudian mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah SWT

Attahiyyatul mubarokaatush shallawatut thayyibaatulillah

Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah untuk Allah

Kemudian Allah menjawab sapaan Rasulullah SAW

Assalamu ’alaika ayyuhan-nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh

Selamat sejahtera kepadamu wahai Nabi dan rahmat Allah dan keberkahanNya

Rasulullah SAW tidak berbesar diri mendengar jawaban seperti ini. Rasulullah SAW pun tidak lupa dengan umatnya. Ini membuat kita umat Islam merasa sangat terharu

Kemudian Rasulullah SAW pun menjawab dengan ucapan

Assalamu ‘alaina wa’ala ‘ibaadillahis-shaalihiin

Selamat sejahtera ke atas kita dan ke atas hamba-hamba yang soleh

Melihat peristiwa ini, para malaikat yang menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar dan sangat kagum atas Rahman dan Rahimnya Allah SWT serta mulianya Rasulullah SAW

Kemudian para malaikat pun menjawab dengan penuh keyakinan

Asyhadu al-laa ilaaha Illallah

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah

Wa-asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah

Dan aku bersaksi bahwa (nabi) Muhammad utusan Allah

Kemudian dialog ini menjadi bacaan dalam sholat yaitu pada posisi attahiyat awal dan akhir, yang diikuti dengan shalawat kepada Nabi

Dari sini bisa dipetik hikmahnya..

Seandainya kita belum tahu bahwa bacaan Attahiyat merupakan dialog antara Nabi Muhammad Rasulullah SAW dengan Allah SWT di Sidratal Muntaha ketika terjadi peristiwa Isra‘ Mi’raj, maka jadikan hal ini untuk memacu kita untuk lebih khusyuk dalam beribadah dan meresapi makna sholat kita

Kita juga bisa merasakan getaran seperti yang dialami para malaikat di saat peristiwa ini terjadi.

Begitu juga bacaan attahiyat ini membuat umat Islam merasa seolah-olah sedang berada di surga

MasyaAllah

Alhamdulillah

AllahuAkbar

 

 

Schreibe einen Kommentar