Panggilan haji adalah panggilan hati dan panggilan Allah. Kata-kata ini benar adanya. Meskipun kita memiliki harta berlimpah, jika tidak ada niat untuk pergi berhaji dengan banyak pertimbangan, maka berhaji itu tak akan ada. Begitupun jika memiliki harta yang mencukupi untuk berhaji, tetapi belum waktunya Allah memanggil maka berhaji tak akan terjadi. Sebaliknya harta pas-pasan namun sangat berharap dengan niat yang tulus untuk berhaji, maka berhaji pun akan terlaksana
Berhaji sangat berat. Harus memiliki kesiapan yang matang fisik dan mental. Tetapi dengan hati yang bersih dan segalanya diserahkan kepada Allah. maka berhaji akan diberikan banyak kemudahan oleh Allah- Seperti contoh suhu yang panas membara di atas 40C, membayangkannya saja sudah panas duluan 🙂 Bagi warga tropis yang biasa bermandikan panas matahari saja kewalahan ya.. apalagi jemaah yang berasal dari belahan bumi lain yang biasa dengan kelembutan sinar matahari bahkan tak merasakannya berbulan-bulan karena berada pada musim dingin
Eh tetapi itulah nikmatnya ya pemirsa. Kadangkala angin datang sereprti kipas membuat tubuh menjadi adem. Saat di masjid suasana sungguh damai dan sejuk.
Begitulah. Harus selalu mensyukuri segala yang diberikan Allah. Bukannya tidak ada rasa kepanasan.. itu pasti ada ya. Panas terik menggigit sesekali biasanya saat berada di luar ruangan hendak pulang menuju bis di parkir, pas saat suhu berada di puncaknya
Untuk mengurangi rasa panas dan mencegah hal yang tidak diinginkan, setiap jemaah telah diberitahu oleh kepala regu dan petugas haji dan harus mengikuti instruksinya. Seperti saat berjalan menuju masjid Nabawi, kenakan topi dan masker. Minum air yang banyak agar tidak dehidrasi dan sebagainya
Nah kembali lagi mengenai panggilan haji. Aku akhirnya kesampaian berhaji setelah 12 tahnn menunggu. Sebenarnya aku berangkat haji pada tahun 2020, tetapi saat itu Covid 19 melanda dunia yang menyebabkan penyelenggaraan haji ditiadakan. Begitu pula tahun berikutnya 2021. Pada tahun 2022 akhirnya penyelenggaraan haij dilaksanakan. Seharusnya aku berhaji tahun 2022 ini ya.. momen yang tepat juga karena abang kandung dan ayuk iparku juga berangkat. Tetapi tidak terlaksana
Aku memikirkan bagaimana dengan suamiku yang ditinggal sendirian untuk waktu yang lama. Mana jauh di belahan bumi utara sedangkan aku di Indonesia kemudian terbang ke Arab Saudi. Meskipun suami dengan tulus ikhlas bertahun-tahun yang lalu mempersilakan aku untuk ibadah haji, ada kesedihan di hatiku. Tapi aku yakin akan kasih sayang Allah kita semua akan baik-baik saja. Aku sungguh terharu atas ijin suamiku ini.
Selain itu, aku juga memikirkan bagaimana keadaan tubuhku dengan penuh vaksin nantinya, dengan vaksin covid 19 saja sebanyak 3 kali yang masih penuh kontroversi saat itu, belum suntikan-suntikan lainnya. Belum lagi nantinya minum obat KB biar ga haid selama beribadah haji. Waduh..
Oh ya.. ada yang tanya kenapa suami ga ikut berhaji juga? Ini karena suamiku adalah warga negara Austria. Untuk berhaji di Indonesia, salah satu syaratnya adalah harus warga negara Indonesia. Lagi pula aku mendaftar haji saat itu aku masih gadis 🙂
Demikianlah. Akhirnya bismillah. Aku dengan mantap melaksanakan ibadah haji di tahun 2023. Dengan diantar suami ke Indonesia, aku mengikuti segala prosedur untuk berhaji. Suami pulang ke Austria beberapa hari setelah berada di Indonesia
Begitulah jika Allah telah memanggil hambanya untuk melaksanakan ibadah haji. Apapun keadaannya, mudah bagi Allah. Kun fa ya kun
Semoga pemirsa juga semuanya dimampukan Allah untuk melaksakan ibadah haji ya.. InsyaAllah.. aamiin. Aamiin ya Robbal ‚aalaamiin