Makna Hari ‚Arafah dan Idul Adha

Bulan Zulhijjah adalah bulan ke-12 dalam kalender Islam. Pada bulan ini ada banyak amalan dan amal salih serta keistimewaannya. Karena pada bulan inilah terdapat rangkaian ibadah besar yang berkumpul, yang tidak ada di hari-hari lainnya yaitu sholat, puasa sedekah hingga haji

Di hari pertama bulan Zulhijah hingga hari ke-9 kita dianjurkan berpuasa. Puasa di hari ke-9  Zulhijjah dikenal dengan nama puasa ‚Arafah. Di hari  ke-10 kita merayakan Hari Besar Idul Adha, sholat Idul Adha dan larangan berpuasa hingga hari Tasyrik 11.12 dan 13 Zulhijjah. Pada hari ini terdapat penyembelihan kurban

Mengenai puasa pada hari ke-9 yaitu puasa ‘Arafah, selalu berhubungan dengan wuquf yaitu rangkaian ibadah haji. Puasa ‚Arafah sudah disyariatkan sejak tahun ke-2 Hijriyah, sedangkan ibadah haji (wuquf di ‘Arafah) baru disyariatkan pada tahun ke-9 Hijriyah. Jadi selama 7 tahun, kaum muslimin puasa ‘Arafah tanpa memperhatikan adanya  wuquf di ‘Arafah.

Puasa ‘Arafah sangat dianjurkan karena banyak pahalanya. Allah Yang Maha Pengasih InsyaAllah aamin akan melebur dosa-dosa kita setahun sebelum dan sesudahnya, sebagaimana hadis berikut

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda

“Puasa Arafah (Zulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Puasa Asyuura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.“
(HR. Muslim 1162)

Puasa ‚Arafah ini dilakukan umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji. Sementara orang-orang yang melaksanakan ibadah haji sedang wuquf di ‚Arafah. Wuquf adalah puncak ibadah haji dan rukunnya yang terpenting. Tanpa wuquf, ibadah hajinya tak sempurna. Makanya para jemaah diharuskan wuquf

Apakah pengertian wuquf itu? Wuquf ‚Arafah adalah Hari Perenungan tentang untuk apa kita diciptakan. ‚Arafah adalah potret kecil tentang Mahsyar. Sedangkan Mahsyar adalah Hari Penantian Nasib manusia, apakah akan masuk surga atau neraka. Mahsyar juga adalah Hari Penyesalan karena manusia telah lalai menunaikan kewajiban. Begitu pula Mahsyar  adalah hari dimana manusia akan ditanyai kadar Al-Haq dalam dirinya, seperti segala macam nikmat Allah yang telah diterima

Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya :

Kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia it)
(QS. At-Takasur ayat 8)

„.. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.“
(QS. An-Nahl ayat 93)

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda yang artinya :

„..di hari kiamat ditanya 4 perkara, yaitu tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang harta darimana diperoleh. temtang ilmunya apa saja yang telah diamalkannya“
(HR. Al-Bazar dan Ath-Thabrani)

Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
Sebaik-baiknya doa adalah doa pada Hari ‚Arafah.

AllahuAkbar. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua ya.. InsyaAllah aamin. Aamin ya Robbal ‚alaamin

Maka berdoalah kita pada hari yang istimewa ini. Jangan disia-siakan ya pemirsa

Nah selanjutnya pada keesokan harinya yaitu 10 Dzulhijjah, saat para jemaah haji yang wukuf di ‚Arafah selesai, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Musdalifah dan sebagainya, sedangkan kita umat Islam di seluruh dunia yang tidak melaksanakan ibadah haji ini merayakan Hari Raya Idul Adha.

Hari Raya Idul Aha ini juga disebut Hari Raya Kurban.

Idul Adha adalah hari besar yang dirayakan umat Islam di seluruh dunia. Perayaan ini memiliki sejarah, dimana Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As ikhlas menjalankan perintah Allah SWT. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim As untuk menyembelih Nabi Ismail As, namun kemudian sembelihan itu digantikan oleh Allah dengan domba

Idul Adha yang disebut juga Hari Raya Kurban atau Hari Raya Haji memiliki makna untuk memperingati peristiwa pemyembelihan Nabi Ismail As oleh ayahnya, Nabi Ibrahim As, namun digantikan oleh Allah dengan domba. Idul Adha juga bermakna sebagai tanda puncaknya rangkaian ibadah haji ke Mekah

Setelah sholat Idul Adha, ada penyembelihan hewan kurban dan membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya

MasyaAllah.. alhamdulillah

Jadi ingat indahnya berlebaran di Indonesia nih. Kalo di Austria suasananya seperti biasa. Tidak ada hari libur lebaran, malah yang bekerja tetap bekerja seperti biasanya. maklum ya karena bukan negara mayoritas muslim. Beberapa Idul Adha yang telah berlalu, aku dan suami sholat Idul Adha di rumah. Tahun ini bertepatan dengan hari libur kerja suami, jadi bisa sholat di masjid di kota Wina,. Alhamdulillah ramai jemaahnya. Meriah meski tak bisa lihat hewan kurban di tanah lapang seperti di Indonesia

Nah di Indonesia, suasananya meriah sekali. Selain ke masjid untuk menunaikan ibadah haji, dilaksanakan penyembelihan hewan kurban hingga beberapa hari ke depan. Kita pun saling silahtturahmi mengunjungi keluarga dan handai taulan begitu pun sebaliknya

Mulai dari sholat Idul Adha. Umat Islam bersemangat dan berbondong-bondong ke masjid. Aku berjalan kaki bersama mamak berserta keluarga, saudara dan handai taulan ke masjid dekat rumah untuk melaksanakan sholat Idul Adha. Wow.. senang banget deh ke masjid.. biasanya dah dari pagi-pagi berangkatnya agar dapat tempat di dalam masjid dan dapat sholat dengan khidmat dan mendengar ceramah sesudahnya.

Jemaah seperti biasa banyak sekali. Tenda-tenda di luar masjid pun dipasang sebelum hari Hnya. Sehingga bagi yang tidak kebagian tempat di dalam masjid, mendapatkan tempat di luar masjid hingga ke tanah lapang.

Nah sebelum menunaikan sholat Idul Adha, ada anjuran tidak makan sebelumnya. Kenapa demikian? Ini karena pada hari Idul Adha, kaum muslimin yang mampu dianjurkan untuk berkurban, jadi kita nantinya bisa menyantap hasil kurban. Ini diterapkan mamak sejak sedari kecil padaku. Berikut hadits yang meriwayatkan tentang hal ini

Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata :

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat sholat ‚Ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan terlebih dahulu kecuali setelah pulang dari sholat ‘Ied baru beliau menyantap hasil kurbannya.“
(HR. Ahmad 5:352. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadit ini hasan)

Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat sholat Idul Fitri adalah agar tidak disangka bahwa hari tersebut masih hari berpuasa. Sedangkan untuk sholat Idul Adha dianjurkan tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging kurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah sholat ‘Ied

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata

“Idul Fitri adalah hari diharamkannya berpuasa setelah sebulan penuh diwajibkan. Sehingga dianjurkan untuk bersegera berbuka agar semangat melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan perintah makan pada Idul Fitri (sebelum sholat ‘Ied) adalah untuk membedakan kebiasaannya berpuasa. Sedangkan untuk hari raya Idul Adha berbeda. Karena pada hari Idul Adha disyari’atkan memakan dari hasil kurban. Jadinya, kita tidak dianjurkan tidak makan sebelum sholat ‘Ied dan nantinya menyantap hasil sembelihan tersebut.“
(Al Mughni, 2:228)

MasyaAllah.. Alhamdulilah

Nah demikianlah mengenai makna Hari Arafah dan Idul Adha

Semoga amal ibadah kita semua diterima Allah SWT. InsyaAllah aamiin aamiin ya Robbal ‚alaamiin

Schreibe einen Kommentar