Teman sekamar dan jemaah dalam pelaksanaan ibadah haij

Dalam melaksanakan ibadah haji, calon haji atau calhaj warga negara Indonesia jalur haji reguler tinggal di hotel dan per kamar dihuni 4, 5 hingga 6 orang jemaah. Ada yang telah saling mengenal dekat sejak lahir hingga yang baru kenal sejak pertemuan sebelum keberangkatan haji. Pembagian ini biasanya berdasarkan beragam faktor, misalnya kedekatan lokasi, adanya hubungan kekerabatan, tetangga, suku atau teman dan umur. Tetapi tidak boleh per kamar semua anggota keluarga.Tidak boleh muda semua atau tua semua. agar nantinya ada yang membantu di saat membutuhkan sesuatu. Dengan begitu akan tercipta keimbangan yang harmonis

Sebelum keberangkatan haji, kita dikenalkan dengan seputar haji dan seluk beluknya yang dinamakan manasik, termasuk soal teman sekamar. Begitu pun saat pemeriksaan kesehatan, tak luput Pak dokter menanyakan hal yang sensitif ini. Namun intinya, semua jemaah adalah bersaudara

Dibutuhkan toleransi yang tinggi menghadapi beragam sifat teman. MIsalkan soal tidur. Kita harus sanggup tidur dengan teman-teman yang begitu ragam bawaannya. Mulai dari jemaah yang memiliki kebiasaan tidur mengheningkan cipta, tau-tau sekamar dengan teman yang suara dengkurannya membahana. Atau yang memiliki penyakit insomnia alias sulit tidur dengan teman yang tidak juga kunjung  tidur hingga larut malam karena sedang beraktivitas. Atau yang satunya suka memakai AC, yang lain tidak. Atau yang satunya suka dimatikan lampu, yang lain tidak bisa tidur kalau kamar tidak terang benderang 🙂

Tidur sangat penting karena beribadah haji membutuhkan stamina yang kuat. Meski saat ibadah haji kita sedikit sekali tidur, tetapi dengan tidur berkualitas akan didapatkan stamina yang terjaga

Tidak hanya soal tidur, begitu juga dengan penyakit yang melanda, penggunaan kamar mandi bersama hingga kebersihan ruangan

Contoh lagi ada teman yang sakit misalnya batuk dan flu yang biasa diidap jemaah karena berbagai faktor, dari alergi hingga suhu yang relatif tinggi di negeri jazirah Arab ini. Batuk yang bersahut-sahutan dan flu dengan suara khasnya sungguh menggoda iman 🙂  Mau marah karena tidur terganggu jangan ya.. atau aku bisa ketularan nih.. jangan ya. Lagi-lagi dibutuhkan toleransi tingkat tinggi

Belum lagi penggunaan kamar mandi, dari teman yang super bersih hingga semasa bodoh 🙂

Tinggal bersama hampir lebih dari sebulan membuat jemaah semakin mengenal karakter masing-masing, dari yang mudah senyum hingga pendiam. Yang mudah tersinggung hingga baik hati suka menoling. Untuk itu diibutuhkan toleransi dan kesabaran tingkat tinggi untuk menyikapinya. Bahkan saking lamanya, teman rasa saudara tercipta

Dari awal memang sudah dikatakan kalau sesama jemaah dan petugas dan semua yang terlibat di dalamnya adalah bersaudara. Senasib sepenanggungan benar adanya. Saling tolong menolong dan toleransi sepenuh jiwa murni karena Allah taala

Karena ini adalah ibadah haji, bagaimanapun keadaannya sebisa mungkin untuk bersabar, menahan segala rasa. Karena ini adalah ujian seberapa mampu kita melaluinya. Karena mampu mengendalikan segala hawa nafsu dan melaluinya dengan bijaksana, itulah hakikat haji yang sebenarnya

Schreibe einen Kommentar