Coleus, pesona kecantikan daunnya di musim panas di Austria

Tanaman berbunga adalah tanaman yang paling umum digunakan sebagai tanaman hias. Tentu saja karena keindahan bunganya ya, dari bentuknya hingga warnanya. Selain tanaman berbunga, tanaman yang memiliki keindahan daun pun dipilih sebagai tanaman hias favorit

Tanaman berdaun indah ini sepertinya tidak asing lagi bagiku saat menjumpainya di Austria. Aku sedikit kaget saat menjumpainya pertama kali, sangat berkelas di negari Eropa ini. Di taman-taman bunga mereka menghuni dengan tentram dan harmoni, sangat lebat dan memenuhi lanskap bak permadani terhampar luas yang menyejukkan hati dan membeningkan mata bagi yang melihatnya

Bule suka banget dengan tanaman ini yang di tanah air hanya tanaman biasa ya😊 Eits sebentar.. saat aku asal tanam aja tanaman ini di pot saat musim panas (karena ane mengira ini bukanlah tanaman istimewa), pertumbuhannya pesat sekali lho. Bahkan daunnya selebar telapak tanganku.. sangat cantik menawan. Menanamnya memang cukup mudah, hanya ditancapkan saja tumbuhnya pesat sekali, apalagi di musim panas, daunnya lebar dan warnanya cemerlang.

Aku jadi sumringah 😊 Oh pantesan bule menyukainya. Cantik begini ternyata hasilnya. Wow.. Betapa dihargai banget tanaman ini di negeri bule ya..

Sebelumnya aku pernah memposting tanaman hias di pot-pot kembang pusat kota di dunia maya. Ada seorang teman yang komentar, kok daun itu seperti tanaman di Indonesia ya? Ah masa sih.. Aku baru ‘ngeh‘. Iya juga ya

 

Ternyata ga hanya di pot-pot kembang pusat kota. Seperti yang kusebutkan di awal tulisan, di taman-taman bunga pun tanaman ini menjadi penghuni yang lumayan indah. Dengan daun-daunnya yang lebat dan berwarna, serasi sekali dengan taman dan sekitarnya. Kok bisa ya mereka menjadi lanskap yang sungguh mempesona ini?

Ternyata lagi, tanaman ini cukup diminati di negeri anggur ini. Terbukti dijajakan di toko bunga dengan harga lumayan. Per potnya 2,79 Euro atau sekitar Rp.44.000

Keren kan 🙂

Siapa sih dia? Ok deh. Kenalkan.. namanya Coleus. Kalo di Indonesia namanya Miana. Konon kabarnya Coleus yang berada di Eropa, nenek moyangnya berasal dari Indonesia. Wow. Benarkah?

Ada banyak nama tanaman berdaun dengan nama Coleus. Tapi tanaman berdaun yang dikenal dengan nama Coleus di Eropa ini berbeda dengan tanaman berdaun genus Coleus yang juga memiliki nama yang sama. Lha kok bisa?

Sepertinya kita harus eksplor lebih dalam tanaman yang satu ini nih ya pemirsa biar ga penasaran. Sepakat kan.. Yuklah kita eksplor bersama-sama, dimulai dari data pribadinya terlebih dahulu ya 😊

Coleus

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan             Plantae
Ordo                     Lamiales
Keluarga              Lamiaceae
Genus                  Solenostemon
Jenis                     S. scutellarioides
(L) Codd (1975)

Coleus adalah tanaman dari keluarga mint yaitu Lamiaceae alias bunga bibir, dengan nama ilmiah Solenostemon scutellarioides. Wah cukup ribet juga bacanya kalo ga biasa ya 😊

Sebelum bernama ilmiah Solenostemon scutellarioides yang diberikan oleh Codd pada tahun 1975, Coleus memiliki nama ilmiah yang diberikan oleh R, BR pada tahun 1810

Coleus juga memiliki nama lain yang lumayan populer yaitu Coleus blumei. Dalam dunia dagang, tanaman ini dikenal dengan nama Coleus saja. Meski demikian, bukan berarti tanaman ini dari genus Coleus, melainkan genus Solenostemon. Lha kok bisa? Ternyata ada sejarahnya ya pemirsa. Yuk kita ikuti kisahnya berikut ini 😊

Taksonomi

Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Carl Linnaeus pada tahun 1763, sebagai Ocimum scutellarioides. Genus Ocimum paling dikenal dengan julukan Ocimum basilicum, yaitu kemangi manis. Spesifik julukan scutellarioides berarti ‘menyerupai genus Scutellaria‘- sebuah genus yang juga berada pada keluarga Lamiaceae. Namanya berasal dari bahasa latin Scutella, yang berarti piring kecil atau mangkok

Genus dan spesies yang terkait dengan Ocimum, ditempatkan pada keluarga Ocimeae, telah menjadi subyek kebingungan taksonomi yang cukup besar, dan C. scutellarioides telah ditempatkan di beberapa genus dan diberi banyak sinonim

Robert Brown memindahkan O. scutellarioides ke genus Plectrantus pada tahun 1810. Tak cukup sampai di sini, spesies ini mengalami perpindahan genus lagi

George Bentham memindahkannya ke genus Coleus sebagai C. scutellarioides pada tahun 1830, dan pada tahun 1832 juga mendeskripsikan Coleus blumei, yang sekarang hanya dianggap sebagai varian dari spesies ini.

Penempatan dalam genus Coleus menyebabkan nama ’Coleus‘ masih banyak digunakan oleh ahli hortikultura dan tukang kebun, dan sekarang diperlakukan sebagai nama umum untuk spesies ini.

Terakhir dia dipindahkan lagi ke genus Solenostemon oleh Leslie EW Codd pada tahun 1975

Tetapi kemudian sebuah studi filogenetik utama dari subsuku Plectranthinae pada tahun 2018 menunjukkan bahwa genus Plectranthus, seperti yang saat itu dibatasi, tidak monofiletik dan penulis mengusulkan untuk mengembalikan Coleus, kemudian sepenuhnya tenggelam di Plectranthus. Ringkasan kladagram untuk subsuku Plectranthinae, berdasarkan studi tahun 2018, diterbitkan pada tahun 2019 bersama-sama dengan nama-nama di Coleus untuk semua spesies yang dikenali dalam genus itu

Ribet dan berbelit-belit ya.. Begitulah si Coleus ini 😊

Asal

Coleus asli dari Asia Tenggara hingga ke Australia

Tanaman ini sudah dibudidayakan ketika dibawa ke Eropa dari Indonesia. Tapi mengenai tepatnya nenek moyang Coleus tidak diketahui secara pasti

Deskripsi

Tanaman semak

Coleus adalah tanaman semak, tanaman semusim dengan tinggi mencapai 1,3 m

Batang

Batangnya lunak dengan bentuk percabangan monopodial. Batang biasanya lampu hijau hingga coklat muda yang tergantung ketebalannya

Daun

Daun Coleus yang beragam model dan warna merupakan modal kecantikannya. Banyak orang memeliharanya karena alasan ini 😊

Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk bulat telur. Ada juga beragam bentuk daunnya, dari polos, bergerigi hingga berumbai

Ujung daun meruncing dengan tepian rata dan pangkal yang tumpul

Coleus memiliki daun berduri yang tidak menyengat, yang tidak beracun dan tidak terbukti memiliki sifat halusinogen.

Daunnya beragam warna, berwarna cerah dari ungu, ungu kemerahan, coklat dan kuning dengan hampir selalu tepi hijau atau warna tanah

Pertulangannya menyirip dengan panjang 7-11 cm, lebar 5.7 cm, panjang tangkai sekitar 3 cm

Banyak tanaman muda memiliki daun berwarna hijau. Warna cerah dan permukaan membutuhkan lebih banyak selama pertumbuhan

Bunga

Bunga bagi Coleus adalah tidak penting. Tanaman hias ini fokus pada daun yang merupakan keistimewaannya. Makanya selalu dipangkas, ibarat emak-emak saban waktu ke salon buat rapihin rambut 😊

Meski begitu, tanaman ini akan berbunga jika dibiarkan lho. Pada umumnya, bunganya adalah bunga majemuk berbentuk tandan di ujung batang. Kelopaknya berbentuk corong berwarna hijau muda. Mahkota bunga berbentuk bibir berwarna ungu keputih-putihan. Memiliki dua benang sari berwarna putih dan putik kecil ynag berwarna ungu

Tapi menurutku kalo diperhatikan lebih dalam.. bunganya yang tumbuh tinggi menjulang cantik juga ya.. seperti yang kulihat di taman di kota dekat kita tinggal 🙂

Buah

Buah yang masih muda berwarna hijau dan berubah coklat pada saat matang atau tua. Bentuknya kotak dan bulat, mengandung biji kecil yang pipih mengkilat serta berwarna hitam

Akar

Tanaman berakar tunggang dengan warna kuning keputih-putihan

Pigmentasi

Mengapa daun Coleus berwarna-warni, tidak seperti pada umumnya daun yang berwarna hijau? Kita cek yau 😊

Daun spesies liar mungkin agak beraneka ragam, tetapi ini telah dikembangkan ke tingkat ekstrim dan varietas yang dibudidayakan, yang daunnya bisa jadi termasuk satu atau lebih warna hijau, putih, krem, kuning, merah muda, merah, merah marun dan ungu tua. Wow.. seru ya

Kalo warna hijau kita sudah tahu ya penyebabnya apa. Ya benar.. disebabkan oleh banyaknya klorofil yang terdapat pada kloroplas pada daun

Untuk warna merah, ungu, merah muda atau pink dan oranye, ini disebabkan oleh antosianin- pigmen biosintetik flavonoid yang larut dalam air, yang ditemukan di dedaunan selain klorofil. Peningkatan produksi antosianin disertai dengan penurunan produksi klorofil

Produksi klorofil dan antosianin dipengaruhi oleh tingkat cahaya. Semakin banyak cahaya, semakin banak antosianin yang dihasilkan, dengan hubungan terbaik dengan produksi klorofil

Antosianin dibuat di dalam sel dan memfasilitasi fotosintesis pada daun yang terkena sinar matahari yang intens atau berkepanjangan dnegan memberikan perlindungan dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar ultra violet

Beberapa kultivar Coleus menghasilkan antosianin secara berlebihan dan menghasilkan klorofil yang kurang sehingga pertumbuhan optimal dapat dicegah

Nah jadi begitu ya pemirsa mengapa daun coleus berwarna-warni dan cantik. Selain dikembangkan ke tingkat ekstrim hingga dihasilkan banyak kultivar unggul, pada daun ini juga tak hanya ada klorofil yang menyebabkan warna hijau yang umum pada daun. Pigmentasi berperan banyak terhadap warna daun ini

Budidaya

Tanaman ini dibudidayakan karena nilai hiasnya, yaitu daunnya yang beraneka ragam, yang terkadang bergerigi dan berumbai

Coleus diperbanyak dengan stek, dengan biji juga bisa. Di pusat-pusat kebun, kadang-kadang dijual dalam bentuk benih atau tanaman muda

Kultivar yang diperbanyak melalui stek memiliki nilai hias yang lebih tinggi, tetapi juga lebih mahal daripada kultivar benih, ynag sering dijual sebagai tanaman tempat tidur tahunan

Banyak kultivar tersedia, terutama di Amerika Serikat dan Jepang. Dalam beberapa tahun terakhir terutama di Amerika Serikat, banyak kultivar yang baru dikembangkan telah ditambahkan sebagai perbaikan ynag signifikan pada kisaran lama terlihat. Di Inggris, banyak kultivar tua masih disimpan dan dijual

Tanaman dapat dibuat lebar dan tinggi dengan pemangkasan yang terlatih bahkan dapat membuat tanaman mengembangkan batang asli dnegan mahkota tinggi. Namun batangnya sangat rapuh.

Beberapa hal ynag perlu diperhatikan pada Coleus

Pertumbuhan sangat cepat dengan banyak sinar matahari

Sangat mudah mengambil stek (tempat pemotongan batang dengan setidaknya satu daun dalam air)

Coleus merupakan tanaman hias. Tetapi tidak cocok bila dipelihara di dalam ruangan. Banyak kultivar yang warnanya tidak begitu indah atau tidak tumbuh cukup padat

Perbungaan tidak menarik, hanya akan menghambat proses pertumbuhan saja. Maka disarankan topping

Di luar ruangan Coleus hanya bertahan satu tahun dengan suhu minimun 10°C. Ini untuk di negara 4 musim ya 😊 Tetapi bila di dalam ruangan bisa disimpan dalam beberapa dekade

Nah demikianlah pemirsa mengenai seluk beluk Coleus ini. Apakah pemirsa salah satu di antara penggemar bunga yang memelihara tanaman hias ini? Soalnya recommanded banget sih ya.. Banyak pilihan Coleus yang cantik-cantik sebagai tanaman kesayangan

Ok deh pemirsa sekian dulu laporanku kali ini. Semoga bermanfaat

Sampai jumpa lagi

 

Schreibe einen Kommentar