Jalan-jalan ke Herrengasse, kawasan terkaya di Wina, Austria

Jalan.jalan ke kota Wina di musim dingin ini seperti merengkuh dayung dua tiga pulau terlampau 🙂 Transportasi yang kita gunakan adalah kereta api bawah tanah

Setelah mampir sebentar di distrik Neubau, melihat area pusat perbelanjaan terbesar di kota Wina dan sekitarnya, ada gereja tua dan kantor polisi yang berusia ratusan tahun yang dulunya merupakan kastil, jalan beberapa langkah lagi ketemu Teater Rakyat dan Museum Quartier, dan tak lupa foto-foto tentunya, akhirnya kita balik lagi ke stasiun kereta api bawah tanah Neubaugasse. Untungnya masih ingat stasiunnya ya 🙂 Maklum kita menelusuri area yang lumayan jauh untuk ukuran pejalan kaki sepertiku dan baru kali pertama pula ke area ini

Dari stasiun Neubaugasse ini tujuan kita selanjutnya adalah stasiun Herrengasse. Aku jadi penasaran  mau lihat Herrengasse dari dekat. Konon katanya terkenal sebagai kawasan terkaya. Wow..

Dari stasiun  Neubaugasse yang jalur U3 berwarna oranye kita naik kereta api bawah tanah hanya sekitar 2 menit saja sudah sampai, sekejap mata rasanya. Bahkan aku belum sempat nyari tempat duduk untuk meluruskan pinggang sebentar lho😊

Nah sebelum sampai stasiun Herrengasse ini kita melewati stasiun Volkstheater yang merupakan stasiun dengan dekorasi kesenian, penghubung dengan jalur U2 berwarna ungu. Bila mau ke Rathaus atau balai kota bisa berhenti di sini dan ganti kereta api yang menuju ke area ini.

Seperti biasa stasiun Herrengasse sama seperti stasiun-stasiun sebelumnya, megah dan modern. Stasiun ini dibuka pada 6 April 1991. Saat pertama kali kita sampai ke darat, kita lagi-lagi disambut dengan bangunan-bangunan peninggalan jaman dulu yang elegan dan klasik berpadu dengan bangunan modern yang elit. Kita duduk sebentar di bangku taman sambil liat pemandangan sekitarnya. Kita datang ke sini saat masih pagi, orang-orang juga pada ngantri beli sarapan karena bertepatan ma hari libur yang biasanya aktivitas jual beli berhenti, hanya satu dua toko yang buka.

 

Burung-burung pipit juga berkicau nyaring, eh sedang asyik-asyiknya rehat di bangku taman sambil mendengar kicauan mereka, ada bunyi telapak kaki kuda. Ternyata beberapa meter dari sini ada iring-iringan rombongan kereta kencana yang kalo di kampung halaman disebut delman istimewa ya😊Aaaaa.. aku lihat juga becak lewat dengan penumpangnya yang duduk manis dan abang becaknya mengayuh  dengan wajah bahagia! Seru ya..

Perlahan tapi pasti area ini semakin ramai dengan lalu lalang orang-orang baik warga setempat mau pun para wisatawan lokal dan manca negara. Aku beberapa kali jalan-jalan di Austria ini tak pernah lihat orang-orang dari kampung halamanku, apalagi yang pake jilbab. Ada yang pake jilbab tapi biasanya dari Arab dan Turki. Ada yang mata sipit tapi dari China dan tak berjilbab juga. Ok deh tak apa-apa, alhamdulillah mereka tak usil kok dengan yang berjilbab, tak seperti yang heboh di berita kalau Barat phobia sekali dengan Islam. Lagi pula musim dingin begini kebanyakan kostum mereka serba tertutup, dari bawah sampai atas, pakai sarung tangan, cowok maupun cewek, menutupi kepala juga dengan topi dan rumbai rumbai jaket tebal, sekilas jadi sepertiku juga berjilbab  Ternyata keramaian dan berbagai aktivitas ini ada sepanjang hari lho, sampai ke malam selalu ramai juga

Setelah duduk sejenak, kita mulai jalan-jalan. Kalau sekedar jalan-jalan menelusuri area yang luas ini gratis ya. Kita berbaur dengan orang-orang yang lumayan ramai juga lalu lalang, tapi asyiknya tertib, teratur, tak berdesakan apalagi bersenggolan. Penduduk Wina memang gemar jalan-jalan, baik di jalan utama, taman-taman atau hutan wisata. Makanya obyek wisata dirancang agar bisa menunjang kegiatan jalan-jalan mereka.

Kita melalui beberapa area Ringstraße atau Ring Boulevard atau Ring road, cukup panjang jalannya 5,3 km di sekitar Inner Stadt distrik I, tapi kita tidak berjalan sepanjang ini ya 🙂  Tenang.. bagi yang tidak kuat jalan kaki ada beberapa tram/kereta api darat yang melalui Ringstraße ini, Pilih naik tram ini.

Btw Ringstraße adalah jalan yang sudah dibuat sejak tahun 1857 atas perintah Kaisar Francis Joseph. Wow.. sudah lama sekali ya. Dia menginginkan agar tembok-tembok kota tua diruntuhkan untuk menciptakan suasana kota kekaisaran yang nyaman. Dengan bentuk tapal kuda, Ringstraße melingkupi pusat kota, jalan, jalan setapak, tidak lebih dari empat baris pepohonan chestnut yang berbunga putih untuk kemudian berakhir di daerah Donaukanal.

Berputar searah jarum jam di Ringstraße, terdapat Äußeres Burgtor (gerbang luar istana) dan Heldenplatz, lapangan luar istana Hofsburg. Heldenplatz dibangun pada tahun 1820 dan sekarang menjadi monumen tentara Austria yang tak dikenal.

Hofburg adalah bekas istana kekaisaran yang terletak di pusat kota Wina, Austria. Istana ini dibangun pada abad ke-13 dan sejak itu diperluas beberapa kali. Istana ini merupakan pusat kekuasaan wangsa Habsburg. Pada masa Habsburg, Hofsburg adalah istana musim dingin kekaisaran, sementara istana Schönbrunn berfungsi sebagai istana musim panas. Istana ini luas banget, luas dari istana ini bersama dengan halaman dan tamannya yaitu mencapai 59 acres dengan 19 halaman gedung dan 2600 ruangan. Kita bisa menikmati tur ke dalam istana untuk melihat ruangan-ruangan yang pernah digunakan para raja dan ratu yang pernah berkuasa. Nah, kalo ke dalam istana ini tidak gratis ya, kita bisa beli tiket.

Meskipun ada lebih dari 2000 ruangan, hanya beberapa belas saja yang dibuka untuk publik. Istana ini juga menjadi tempat kelahiran Marie Antoinette yang menikah dengan Raja Louis XVI dari Perancis. Marie Antoinnete sendiri merupakan putri ke-15 dari Ratu Maria Theresa dari Austria.

Istana ini terbagi menjadi beberapa sisi. Sebagian berubah fungsi sebagai kediaman resmi dan tempat kerja presiden Austria. Presiden sekarang memimpin bisnis di ruang yang sama dengan yang dimiliki oleh Kaisar Joseph II. Hampir setiap pemimpin Austria sejak 1275  menambahkan atau mengubah istana, menghasilkan berbagai pengaruh arsitektur termasuk Gothik, Renaissance, Barok, Rococo, Classicisim.  Sebagian lagi merupakan beberapa museum yang dapat kita kunjungi dengan membeli tiket masuk. Museumnya antara lain

Imperial Apartment (Kaiserappartements)
Hampir semua furniturnya masih asli dari abad ke-19 bahkan sebagian aksesoris seperti tapestry dan pemanas ruangan keramik sudah ada sejak abad ke-17. Imperial Apartment berupa rangkaian 19 ruangan yang pernah didiami Kaisar Franz Joseph dan istrinya.

Sisi Museum
Museum ini fokus pada kehidupan dan zaman dari kehidupan Ratu Elizabeth, menampilkan lebih kurang 300 barang koleksi pribadinya yang memiliki nama panggilan Sisi

Silver Collection (Silberkammer)
Di ruangan ini kita bisa memotret barang-barang koleksi kerajaan berupa peralatan rumah tangga, peralatan makan yang terbuat dari perak maupun emas, termasuk keramik-keramik. Ada juga Milan Centerpiece yang merupakan porselen sepanjang 30 meter dari Asia Timur, Sevres dan Wina.

Di bagian tengah istana ada seperti lapangan, ada kafe Hofburg yang cantik, kalo mo rehat sejenak sambil menikmati cemilan ma kopi atau teh boleh tuh di sini.

Hofburg, istana kekaisaran yang terletak di belakang Heldenplatz, sejak abad ke-13 sampai 19, bangunannya selalu bertambah luas. Merupakan kompleks bangunan yang meliputi apartemen negara di mana presiden Austria melaksanakan resepsi resmi, bangunan Kanselir Federal Austria, aula Spanische Hofreitschule (Sekolah Menunggang Spanyol) di mana berlangsungnya pertunjukan kuda Lipizzaner (oh ya pantes kuda-kuda disini bagus-bagus dan besar, selain untuk kereta kuda juga untuk pertunjukan). Sekolah berkuda bersejarah ini bisa dikunjungi oleh para wisatawan. Tempat ini ada sejak Kaisar Maximilian II, orang yang bertanggungjawab memperkenalkan kuda Lippizaner pada Austria di tahun 1542, sekarang tempat tersebut menjadi satu-satunya tempat berkuda gaya klasik oleh kaum bangsawan masih dipraktikkan dan masih menjadi kesukaan penduduk sekitar.

Dibangun pada 1735, hall besar didesain untuk kaum bangsawan mendemonstrasikan kemampuan berkuda mereka. Tiket masuknya bisa dipesan online selama masih ada dan banyak orang yang ingin mengikuti sekolah berkuda ini.  Selain bangunan-bangunan ini, ada juga Österreichische National Bibliothik (ONB, Perpustakaan Nasional Austria) yang dirancang oleh Joseph Fischer von Erlach dan putranya Johann pada awal tahun 1700. Dulunya disebut Imperial Library. Di dalamnya tidak hanya ada perpustakaan saja, tapi ada 3 museum, antara lain Papyrus Museum, Globe Museum dan Esperanto Museum. The Ceremonial Room atau State Hall di perpustakaan ini pernah masuk menjadi salah satu perpustakaan paling indah  di dunia karena detil interiornya yang didesain dengan gaya Barok, memiliki kubah setinggi lebih kurang 20 meter dihiasi dengan lukisan fresco di seluruh plafonnya, begitu juga di sebagian permukaan dindingnya. Terdapat juga patung marmer Empereor Charles VI yang berdiri tepat di tengah ruangan dan dikelilingi patung-patung kaisar lainnya yang juga terbuat dari marmer. Hati-hati kesenggol ya.. marmer lho! 😊

Neue Hofburg, bagian dari kompleks istana Hofburg yang ditambahkan antara tahun 1881-1913. Didalamnya masih ada lagi bangunan-bangunan museum yang berisi benda-benda berharga antara lain Kunsthistorisches Museum (Museum Sejarah Seni) dan Ephesos Museum. Ephesos Museum menyimpan koleksi berbagai benda seni penting dan artefak bersejarah dari Asia Kecil. Adapula Naturhistorisches Museum (Museum Sejarah Alam) yang menampilkan sejarah bumi, alam beserta isi di dalamnya, mulai dari hewan kecil seperti serangga, bebatuan hungga mineral, Museum für Völkerkunde (Museum Etnologi) dan Heeresgeschictliches Museum (Museum Perang).

Kunsthistorisches Museum pertama kali dibuka pada tahun 1891 oleh Kaisar Franz Joseph I bersamaan dengan Naturhistoriches Museum. Kedua museum tersebut  dipisahkan dengan monumen Maria Theresia di bagian tengah taman yang dikenal sebagai Maria-Theresien-Platz serta memiliki arsitektur yang identik. Kunsthistorisches museum seni terbesar di Austria dan terdiri atas 2 bagian, bangunan utama dan institusi. Di museum ini terdapat berbagai barang koleksi diantaranya koleksi lukisan dari kerajaan Habsburg. Karya seni di dalamnya berasal dari berbagai era, mulai dari Abad Pertengahan, Renaissance dan Barok

Akhirnya kita keluar lapangan istana dan menyebrang jalan. Sempat aku lhiat seorang bapak dengan seriusnya mengabadikan aktivitas orang-orang yang lalu lalang dan suasana kota dengan manjat besi di tengah jalan taman.

Sepertinya orang itu profesional deh, celetuk suamiku saat aku memperhatikan aksinya. Iya benar banget. Ga takut jatuh tuh.. timpalku. Kerja begini kalau bukan jurnalis ya youtuber 🙂

Setelah muter-muter kita rehat sejenak lagi di bangku taman kota di sisi jalan besar yang di depannya terdapat bangunan-bangunan modern, pertokoan, restoran dan hotel. Di sini terdapat Volksgarten, Taman Rakyat yaitu taman umum di distrik pertama Innere Stadt, Wina, Austria. Taman tersebut, yang merupakan bagian dari Istana Hofsburg, dihimpun oleh Ludwig Remy pada tahun 1821. Taman ini dibangun atas perbentengan kota yang dihancurkan Napoleon pada tahun 1809. Volksgarten dibuka untuk umum pada tahun 1823.

Kita dua kali ke kawasan Herrengase ini😊 Pertama untuk survei saja, jalan mana yang akan dilewati, jadi saat kembali lagi kita bisa langsung ke tempat yang dituju dan tidak nyasar-nyasar. Kali pertama adalah saat malam hari yang memang cantik banget, yang mana terdapat juga ornamen natal dan tahun baru di sisi kiri kanan jalan dan di dinding bangunan juga di tali listrik penghubung antara dua bangunan, yang belum diganti sampai nanti akhir bulan Januari. Dan yang kedua saat pagi hari menjelang siang hari,

Keramaian aktivitas disini tidak pernah berhenti, selalu hidup sepanjang hari. Jadi memang bener kata orang ini kawasan terkaya, karena mungkin bangunannya  terutama istana kerajaannya yang masih berdiri kokoh hingga saat ini yang sarat sejarah dan tak ternilai harganya, dan juga warga, para wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang terus ramai mengunjungi area ini.

Ok deh.. sekian dulu edisi kita jalan-jalan di musim dingin ke kawasan terkaya Herrengasse, Wina Austria ya pemirsa

Sampai jumpa lagi

Schreibe einen Kommentar