Musim semi musim yang asyik untuk jalan-jalan menelusuri pusat kota. Hawanya sejuk, dingin terlalu tidak, panas terlalu pun tidak. Tahun ini musim semi meski hampir berakhir dan memasuki musim panas, hawanya masih adem aja. Malah kemarin hingga beberapa hari ke belakang selalu diguyur hujan meski ga lebat, rintik-rintik disertai angin yang tentunya semakin menambah suasana dingin-dingin syahdu manja 😊
Nah, di bulan Ramadan ini bertepatan dengan musim semi. Untuk jalan-jalan menelusuri pusat kota dengan jalan kaki, tentunya ga seberat saat musim panas ya. Beneran ga kerasa capeknya lho..
Ini karena selain didukung hawa yang bersahabat meski waktu puasa lebih lama hingga 17 jam, hati juga bahagia dengan pemandangan indah di sekelilingnya. Apalagi ga diburu-buru waktu karena siang yang lebih lama. Matahari baru tenggelam mulai jam setengah 9 lewat. Wow..
Seperti biasa, kota yang kita tuju adalah kota Linz yang merupakan ibukota dari negara bagian Austria yaitu Oberösterreich. Kota cantik yang penuh pesona ini semakin cantik dengan kehadiran taman kotanya yang selalu dipenuhi bunga yang berbeda di setiap musimnya dan pepohonan rindang, di beberapa pusat keramaian kota.
Yang paling sering kita lalui itu adalah taman kota di stasiun kereta api bawah tanah Hauptbanhhof tempat biasa suami memarkir mobil untuk kemudian kita jalan-jalan menelusuri ibukota hingga ke alun-alun kotanya.
Sebelum sampai ke alun-alun kotanya, kita menelusuri taman kota di pusat kota Linz di tepi jalan yang berdekatan dengan gedung-gedung bertingkat dan perkantoran dipercantik dengan pepohonan yang berbunga ungu kebiruan-
Wow.. keren banget
Berikutnya jalan raya yang harus diseberangi
Lanjut ya.. bertemu pepohonan dengan bunga horse chestnutnya yang merah merekah, lebat mempesona. Wow lagi 😀
Dan tara.. berakhir di alun-alun kotanya yang ga kalah indahnya, dipenuhi dengan bangunan yang mengelilinginya, ga ketinggalan taman bunga dengan bunga-bunganya yang bermekaran 😊
Saat kita kemari ke alun-alun sehabis berbuka puasa, hari telah beranjak malam disertai hujan rintik-rintik, hingga suasana agak temaram dan sepi, seperti kota mati tanpa penghuni.
Apalagi di akhir pekan ini kebanyakan orang beristirahat untuk memulai aktivitas rutin keesokan harinya, toko dan restoran juga hampir semuanya tutup, hanya satu dua aja yang buka itu pun yang sudah terkenal akan pengunjungnya yang setia membeli makanan.
Nah, kalo kita buka puasa di restoran ini di akhir pekan bukan karena kita setia ya.. kebetulan aja suami pengen ngajak buka puasa di luar biar istrinya ada hiburan dikit, jangan berkurung di rumah mulu. Padahal ane ga minta lho 😊
Restoran ini merupakan bagian dari deretan bangunan yang ada di pusat kota dekat alun-alun kota. Kloplah ya.. Kita bisa sekalian melihat alun-alun kota. Apa kabar hari ini ya.. Ternyata masih aja cantik. Ciri khasnya adalah taman bunga dengan bunga-bunganya yang mekar beraneka warna dari beraneka jenis beraneka rupa. Meski belum sepenuhnya tumbuh sempurna ibarat anak abegeh, tanaman dengan bunga-bunga indahnya akan terus bertumbuh dan berbuunga hingga musim panas ke depan berakhir. Saat musim panas tingginya bisa hingga 1 meter lho. Wow..
Warna-warni bunga ini mampu menambah keindahan alun-alun kota yang terkesan dingin dan pendiam karena dipenuhi bangunan-bangunan tua berusia ratusan tahun, sekaligus menjadi cerah ceria
Ga mau kehilangan momen cantik ini, ane mengabadikan mereka dalam hp setia ane 😊 Meski kadang timbul kebosanan karena kemari lagi kemari lagi, saat tiba di tempat ini hilang sendiri bosannya berganti kebahagian karena melihat keindahan pemandangannya, dengan bangunan dengan aksitektur berbagai gaya jaman dahulu kala seperti barouq hingga modern, lengkap dengan taman bunga dan bunga-bunganya yang cantik-cantik bermekaran. Di sini juga berdiri gagah Kolom Wabah atau Dreifaltigkeits-Säule, simbol khas era Barouq
Nah, demikianlah pemirsa edisi ane kali ini jalan-jalan di musim semi di bulan Ramadan menelusuri pusat kota Linz hingga ke alun-alun kotanya.
Sampai jumpa di edisi selanjutnya ya😊