Pemandangan indah desa Hallstatt Austria di musim semi

Senangnya sesaat setiba di tempat tujuan. Mudah untuk mengenali area tujuan kita ini, ditandai dengan pegunungan yang tinggi menjulang lengkap dengan semburat salju putih bercahayanya dan di sisi jalan danau dengan airnya yang biru jernih sedikit tosca 😊

Welcome to Hallstatt.. Kita di area Hallstatt sekarang.. kata suami. Aku membaca papan besi yang ditancapkan di sisi jalan dekat pegunungan yang tinggi menjulang. Herzlich willkommen in Hallstatt yang dah diterjemahkan suami ke bahasa Inggris dan aku terjemahkan ke bahasa tanah air kita tercinta ya pemirsa.. Selamat datang di Hallstatt 😊 sambil aku memandang takjub keindahan ke segala arah. Wow keren..

Bahagia akhirnya tiba di desa Hallstatt yang memakan waktu lebih kurang dua jam dari rumah. Cuaca yang cerah ceria di musim semi dengan pemandangan sepanjang jalan yang indah menambah kebahagian hati kita

Kali ini kita memarkir kendaraan di tempat parkir yang dulunya sempat kita kira tersesat dan mutar balik ke parkiran di area terowongan yang dibuat dengan mengebor gunung, dimana di atasnya terletak manis manja rumah-rumah penduduk bergaya klasik

Aku sempat nanya ke suami, kenapa ga parkir di tempat biasanya. Apa ga salah.. Suami senyum saja dan nampak lebih paham dengan area ini, mungkin sebelumnya telah observasi. Ga seperti saat pertama kali kemari. Asal pergi aja, ga main survey 😊

Suami anteng memarkir ke parkiran yang lebih luas dan memuat lebih banyak kendaraan, dari kendaraan umum hingga kendaraan pribadi. Mungkin suami mau bikin kejutan ke aku ya..

Dilihat dari kendaraan yang terparkir, ga hanya kita yang berdomisili di provinsi Oberösterreich ini saja lho.. bahkan dari luar negeri seperti Jerman dan Hungaria. Wow.. bukti nyata antusiasnya orang-orang kemari

Aku masih bertanya-tanya dalam hati hingga akhirnya pupus kepenasaran itu dibuat pemandangan yang indah di depan mata 😊 Parkiran ini langsung menghadap ke pegunungan yang tinggi menjulang. Nun jauh di sana terdapat salju berkilau ditimpa sinar matahari. Rumah-rumah penduduk tegak berdiri dengan bunga-bunga cantik beraneka warna di balkon

Selesai memarkir kita berjalan di area sekitarnya dan menemukan peta area Hallstat, lengkap dengan destinasinya. Ada museum, ada alun-alun kota, skywalk hingga tambang garam.

Lanjut kita menyebrang jalan dan menuju desa Hallstatt di dataran rendahnya, dimana di sini terdapat alun-alun kota yang ramai dengan pengunjung dan toko-toko souvenir

Desa yang dijuluki negeri dongeng ini lebih segar bercahaya dibandingkan saat kita kemari di musim dingin 3 tahun lalu. Pepohonan mulai menampakkan kehidupannya. Pepohonan yang berdaun terlebih dahulu berwarna hijau muda segar, yang berbunga terlebih dahulu berwarna putih bergerombol sangat memikat hati, ada juga yang masih satu dua berbunga warna merah muda kalem

Suasana di desa Hallstat ini sedkit bernuansa Asia. Bisa jadi karena desa ini merupakan kota kembar di suatu area di negeri Tirai Bambu, begitupun turis yang kebanyakan warga Asia. Terlihat pepohonan sakura yang mekar satu persatu, saudara sakura seperti plum dan persik bahkan almond ceri berbunga

Nuansa bule ditandai dengan adanya hiasan menyambut paskah, dengan telur berwarna-warni yang dipajang di halaman depan rumah lengkap dengan bunga willow putih sutra berbungkus bak beludru. Ada bunga Forsythia kuning cerah yang sedang bermekaran asli Eropa. Begitu juga pengunjungnya yang datang dari berbagai negara Eropa

Air danau nampak jernih berkilau dengan angsa cantik yang masih tetap ramah tamah kepada pengunjung. Terdapat perahu yang disediakan untuk pengunjung yang ingin mengelilingi danau ini sambil menikmati panorama di sekitarnya

Saat melewati toko souvenir, penjual menyapaku apa kabar? Eh aku kaget dong. Bisa-bisanya bahasa Indonesia. Tapi senang juga. Soalnya baru dimari aku diakui orang Indonesia ma orang asing. Biasanya aku dikira orang Korea atau Jepang. Alhamdulilah juga kalo begitu Indonesia dikenal di negeri musik ini.

Sepanjang jalan kita menikmati pemandangan desa ini sambil berfoto-foto. Aku ga lupa dengan foto-foto bunga di sekitarku, ada daffodil, pansy, willow hingga sakura

Masih seperti dulu, museum yang tegak berdiri, rumah-rumah penduduk beraneka model, cafe-cafe di tepi danau hingga gereja yang menandakan kita berada di wilayah yang pernah terkaya di Eropa dnegan tambang garamnya ini

Ga lama kita mengitari area ini. Meski aku belum puas tapi harus dipuas-puasin ya pemirsa 😊 Karena kita mengejar waktu, kata suami seperti tahu isi hatiku. Nanti kita balik kemari lagi deh dan puas-puas berkeliling

Oh ternyata suami ngajak aku ke Skywalk nun jauh di sana di atas pegunungan. Dari tempat kita berada, tempatnya lumayan kelihatan dengan adanya jalur gondola yang membawa pengnjung ke area itu. Kurasa kemiringannya hampir sembilan puluh derajat. Berarti hampir tegak lurus dong. Wow.. seram-seram manja 😀

Sepertinya asyik ke atas sana dan lihat pemandangan di bawahnya ya. Wah jadi antusias banget aku. Ternyata Hallstatt punya banyak cerita ya

Ok deh pemirsa. Sekian dulu laporanku kali ini mengenai suasana Hallstatt di musim semi

Sampai jumpa lagi

Schreibe einen Kommentar