Pemandangan indah musim gugur kota Passau, Jerman

Ke Jerman mau tak mau pasti melalui kota Passau nan mempesona, apalagi di musim gugur. Ini karena kota Passau adalah tetangga dekat kita di Austria. Jadi kalo jalan-jalan ke area lain, kota ini tak dilupakan untuk dijelajahi juga. Ibarat pepatah, dua tiga pulau terlampaui. Asyik ya 😊

Ternyata, perbatasan antara dua negara Austria dan Jerman di kota Passau ini meski agak memakan waktu pemandangannya sungguh indah lho. Nampak jelas tanda rambu jalan, Austria ditandai dengan warna biru dan Jerman dengan warna kuning

Saat memasuki kota ini, kita disambut dengan pepohonan tinggi langsing menjulang berwarna kuning keemasan, dilanjutkan dengan pepohonan berwarna-warni merah kuning dkk dan tanaman merambat di sisi kiri dan kanan jalan yang bersih dan asri. Kemudian langsung pemukiman penduduk yang tak padat merayap

Selanjutnya bangunan tua dan modern dan pusat kota. Di sini juga lumayan indah karena disambut dengan beberapa sungai yang bertemu jadi satu. Belum lagi pegunungan dan perbukitannya yang dipenuhi dengan pepohonan berwarna-warni efek musim gugur.

Beberapa sungai yang bertemu menjadi satu merupakan ikon kota Passau.

 

Selain itu, di seberang sungai terdapat pemandangan indah dan unik dinding yang menjulang dipenuhi pepohonan dan terowongan menuju kota lain merupakan ciri khas kalo kita sedang berada di kota ini

Geliat aktivitas seperti ramai pejalan kaki dan kendaraan lalu lalang di pusat kota terasa saat kita kemari. Meski kota, tak terlalu padat apalagi kumuh. Masih terjaga kebersihannya. Ini kusuka 😊

 

Pertama kali ke Jerman sekaligus kota ini 4 tahun lalu. Saat itu suami bilang mau ke Jerman, ada party alias pesta. Aku kira pesta ala bule yang gimana gitu.. maklum orang kampung ya 😀 Eh ternyata ke Pesta Rakyat alias Pasar Rakyat toh.. Aaa.. lega dan senangnya hatiku 😊

Btw, kita kenalan yuk dengan kota Passau

Passau adalah sebuah kota otonom di bezirk Niederbayern, negara bagian Jerman yaitu Bayern, Jerman. Kota ini dikepalai oleh seorang walikota. Passau yang memiliki luas area 8.958 kmÂČ ini juga dikenal sebagai DreiflĂŒssestadt (kota tiga sungai), karena sungai Donau bergabung dengan sungai Inn dari selatan dan sungai IIz yang datang dari hutan Bayern ke utara. Yang serunya lagi, sungai-sungai ini berbeda warnanya lho pemirsa. Wow.. keren😊

Mengenai sungai Inn, sungai ini tak hanya melalui negara Jerman saja, tetapi negara Austria dan Swiss juga. Sungai Inn merupakan anak sungai Donau sepanjang 517 km yang sumbernya terletak di Pegunungan Alpen Swiss di kawasan Engadina yang dinamai menurut nama sungai itu, disebut En di sana. Sungai ini ke Donau, membentuk perbatasan antara Jerman (Bayern) dan Austria (Oberösterreich). Bayern adalah negara bagian atau provinsi di Jerman, sedangkan Oberösterreich adalah negara bagian atau provinsi di Austria

 

Kota-kota di bagian akhir sungai ini ialah Simbach, Braunau dan SchÀrding. Nah, kita juga bermobil melalui kota-kota ini saat ke kota Passau di Jerman. Pantesan tak seberapa jauh ya, karena Oberösterreich adalah negara bagian Austria di mana kita bermukim

Sungai Inn dan sungai Ilz bermuara di kota Passau, sedangkan sungai Donau melanjutkan perjalanan sampai ke laut Hitam di Rumania.

Mengenai sungai Donau, aku memang sudah mengenalnya terlebih dulu. Sungai terbesar kedua di Eropa setelah sungai Volga ini ada dimana-mana. Saat kita melalui kota ini, suami bilang kalo kemana saja kita pergi selalu ketemu sungai Donau, dari kota Linz sampai dengan kota Wina, eh begitu juga saat mau ke kota Passau di Jerman 😊

 

Kota yang berpenduduk lebih dari 50 ribu jiwa ini, sekitar 10 ribu penduduknya adalah mahasiswa Universitas Passau. Wow.. Perguruan tinggi yang didirikan pada akhir tahun 1970-an ini adalah perluasan Lembaga Studi Katolik (Katholisch-Theologische FalkutÀt) yang didirikan pada tahun 1622.

Nah saat terakhir kemari yaitu di musim gugur ini, di perbatasan Austria menuju Jerman kita menjumpai tanda bertuliskan Universitas Passau. Kota ini memang terkenal sebagai kotanya mahasiswa

Banyak bangunan tua berbaur dengan bangunan baru dan modern. Bangunan tua di Passau banyak didominasi bergaya barouque dan tetap terpelihara. Meski begitu, kota ini juga memiliki pusat perbelanjaan dan mall. Banyak pendatang menetap di kota ini karena sering menjadi pintu masuk migran dan pendatang. Agak kewalahan sih pemerintahnya. Tapi semoga teratasi ya..

Bangunan yang terkenal dan menjadi landmark kota Passau adalah Katedral atau Dom Santo Stephan. Bangunan bergaya barouque ini sudah ada sejak abad ke-17. Yang menariknya di gereja ini terdapat organ tuanya yang masih indah diperdengarkan sampai sekarang, yang merupakan organ terindah di dunia.

 

Keindahan kota ini bisa dilihat sejak memasuki wilayahnya, mulai dari sungai yang membentang luas dan pemandangan sekitarnya, di sisi jalan yang menanjak dengan pepohonan tinggi besar dan beberapa bangunan tua juga perbukitannya yang asri.

Untuk melihat keindahan kota Passau dari atas, kita bisa naik oberhaus atau berjalan ke atas bukit.

Passau memiliki hubungan kota kembar sejak tahun 1974 dengan Krems an der Donau, Austria dan kota sahabat seperti Eferding dan Linz, di Austria. Linz adalah ibukota Oberösterreich yang seeing kita kunjungi, terutama di alun-alun kotanya. Aku suka taman bunganya yang membuat pemandangan sekitarnya indah hampir di semua  musim 🙂

Krems an der Donau adalah sebuah kota di Austria, di negara bagian Niederösterreich, di ujung lembah Wachau.

Kota kembar adalah konsep penggabungan dua kota yang berbeda lokasi dan administrasi politik dengan tujuan menjalin hubungan budaya dan kontak sosial antar penduduk. Umumnya memiliki persamaan keadaan demografi dan masalah-masalah yang dihadapi. Konsep kota kembar ibarat sahabat pena. Hubungan kota kembar sangat bermanfaat bagi program pertukaran pelajar dan kerjasama di bidang budaya dan perdagangan.

Nah demikianlah mengenai kota Passau yang tak pernah terlewati kalo kita ke Jerman

Ok deh.. sekian dulu edisi jalan-jalan kita kali ini ke Jerman dan menjumpai pemandangan indah musim gugur di kota Passau ya pemirsa 🙂

Sampai jumpa lagi

Schreibe einen Kommentar