Traunsee adalah suatu area yang diliputi dengan danau yang jernih airnya serta pegunungan yang menjulang tinggi di sekitarnya. Traunsee bisa berarti juga danau (see) Traun. Di sekitar danau ini juga terdapat beberapa desa dengan pemukiman penduduk yang cukup terkenal, di antaranya Gmunden dan Altmünster
Kita kemari karena areanya yang indah dengan hewan unggas yang ramah bersahabat dan tentunya letak area ini yang cukup strategis. Tidak sulit menemuinya karena dari pinggir jalan raya telah nampak danaunya yang biru jernih dengan pegunungan yng tinggi menjulang.
Bahkan sebelum tepat sampai di depan jalan raya, dari jarak beberapa kilometer dari jalan yang berbukit menuju kemari kita dapat melihat danaunya yang biru jernih karena letaknya yang landai
Senang rasanya bisa kembali lagi kemari, meski cuaca sedang ga bersahabat karena kabut yang hadir lebih dari seminggu di Austria di penghujung musim gugur
Traunsee masih sama seperti kemarin saat musim dingin, dengan danaunya yang biru jernih dan pegunungannya meski saat kita datang hampir seluruhnya tertutup kabut. Kita ga lama di sini, sekitar beberapa menit. Kita turun ke tepi danau yang dibeton.
Terlihat batu-batu kecil putih berserakan yang nampak jelas saking beningnya air danau. Kebiasaan suami selalu menyentuh air danau yang jernih, dinginnya seperti air es. Hebatnya hewan unggas yang berenang dan beraktivitas di danau kok ga kedinginan ya?
Beberapa angsa tinggi besar mendekat ke kita, berwarna putih bersih dan coklat muda yang sangat bersahabat. Betapa senangnya ane melihat keramahan mereka. Ane pun merangsek mendekati dan mengamati dari jarak sangat dekat mereka yang nampak santai membersihkan bulunya dan berenang perlahan. Ga ada niatan nyosor sama sekali, nampak adem dan kalem 😊
Lumayan beberapa menit bersenda gurau bersama mereka, mengabadikan momen cantik ini dengan hp ane, baik foto maupun video. Suami berdiri mengamati ane bersama mereka, siap siaga kalo-kalo angsa kalap dan menyosor ane 😊
Ga hanya mereka di danau yang terdalam se Austria yang mencapai 191 meter kedalamannya ini, ada juga sekawanan hewan unggas yang lebih mungil, bebek yang berwarna coklat dengan semburat hijau tua dan sekawanan burung yang terbang kian kemari, kadangkala hinggap di jembatan papan yang menjorok ke danau
Saat seorang bapak dan anak lelakinya datang membagi roti, hewan unggas segera kompak berdatangan, bahkan dari jarak yang sangat jauh berenang secepat kilat dan mengerem mendadak saat tiba di lokasi 😊
Kita juga mengitari area dekat danau, dengan taman tempat bersantai dan taman bermain anak-anak. Beberapa pepohonan berwarna-warni belum sepenuhnya rontok, begitu juga pohon willow dengan daunnya yang menjuntai seperti tirai, sangat cantik dan indah. Beberapa tanaman berbunga juga masih bertahan dengan bunga-bunganya, belum rontok 😊
Ga banyak yang datang ke area ini, mungkin karena cuaca yang berkabut dan suhu yang semakin menurun ya pemirsa.. Di musim panas area yang menjadi tempat wisata ini banyak dikunjungi wisatawan karena ada banyak acara dan kegiatan.
Saat kemari musim dingin, kita ga banyak ke area sekitarnya karena saat itu tujuan kita adalah ke Hallstatt yang berjarak beberapa km lagi dari area ini dan menempuh waktu sekitar setengah jam
Nah, saat ini suami mengajak ane jalan-jalan sebentar ke dataran tingginya biar lebih jelas memandang area Traunsee dari ketinggian 😊Soalnya di tempat yang landai, pegunungannya tenggelam akibat kabut. Ceritanya penasaran nih..
Kita menuju ke salah satu pusat kota dekat area Traunsee.
Dari danau kita menelusuri jalan setapak ini yang di atasnya tertulis jelas zum zentrum yang artinya menuju pusat (kota) dengan beberapa anak tangga.
Tembok dinding di sekitarnya dipenuhi daun berwarna-warni.
Jalan menanjak ini menembus jalan raya, yang dilanjutkan dengan menyeberang jalan kemudian jalan menanjak lagi sampai akhirnya tiba di kota.
Lumayan cantik kotanya, bersih dan asri, seperti umumnya tipikal kota di Austria, dengan pepohonan yang menghias sudut jalan, taman bunga beberapa meter persegi serta tanaman hias di pot-pot kembang tepi jalan
Karena musim gugur, dimana-mana pepohonan berwarna-warni, kuning cerah dan merah dari pohon maple serta pohon willow.
Pepohonan dengan buah-buahnya yang mungil berwarna jingga salem dan hitam sebagai cemilan sekawanan burung juga turut memperindah kota.
Tanaman hias dan tanaman berbunga pun ga mau kalah, dari Keranjang Perak, Caluna hingga Gerania sangat indah tumbuh di pot-pot kembang.
Sayangnya bunga-bunga musim panas tinggal menyisakan fosilnya aja yang kering, seperti mawar dan syringa
Beberapa bangunan tinggi besar juga turut mewarnai keindahan kota ini, baik bangunan tua maupun bangunan baru. Meski bila dibandingkan dengan kota dekat tempat tinggal kita masih kalah jauh, apalagi kota Wina. Tapi lumayanlah ya.. denyut kota terasa dengan adanya perkantoran dan pertokoan
Kota yang berada agak di ketinggian dari danau Traunsee ini bernama Altmünster. Almünster, yang juga dikenal sebagai Altmünster am Traunsee adalah kota pasar yang terletak sekitar 3 km selatan dari kota Gmunden di pantai barat Traunsee, di negara bagian Austria yaitu Austria Hulu.
Selain sebagai kota pasar, Altmünster terkenal juga sebagai kota komuter, dimana kebanyakan merupakan daerah perumahan daripada komersil atau industri. Kebanyakan penduduknya bekerja di kota lain dan kembali ke kota ini usai bekerja, jadi bolak balik bagai komuter 😊
Basis ekonominya terutama terdiri dari pariwisata, industri ringan dan sebagai komunitas kamar tidur untuk orang-orang yang bekerja di komunitas yang lebih besar seperti di Gmunden dan Vöcklabruck
Komunitas kamar tidur adalah istilah untuk kota Altmünster yang merupakan kota komuter. Jadi basis ekonomi ini juga berasal dari penduduk yang tinggal di kota ini tapi bekerja di kota yang lebih besar
Kota Altmünster memiliki luas total 78,93 km² dengan ketinggian 442 meter di atas permukaan laut dengan populasi penduduk 9793 jiwa. Dibanding gemeinde di area kita tinggal, penduduk dimari lebih banyak 😊
Kota ini memiliki kota kembar di Jerman yaitu Düren dan di Belgia yaitu Hoegaarden
Lumayan juga ya menelusuri pusat kota ini meski pemandangan di bawah menuju danau dengan pegunungannya masih juga ga nampak. Karena sampai dimana menempuhnya agar terlihat jelas juga suami ga tau. Karena semakin ditelusuri semakin ga berujung jalannya.
Ga capek sih karena seperti olahraga, hanya karena suhu yang semakin dingin sampai ke telapak tangan berasa kebas-dinginnya setara musim dingin sesungguhnya-, akhirnya kita nyerah 😊
Jalan menurun ternyata lebih mudah pemirsa, ga banyak mengeluarkan tenaga, ga jauh juga dari area tempat kita memarkir mobil
Alhamdulillah kita masih bisa menikmati keindahan kota di msuim gugur ini ya pemirsa, begitu juga dengan danau dan penghuninya meski pegunungan ga nampak garang kali ini
Demikian pemirsa kunjungan kita ke Traunsee, Austria serta perjalanan kita menelusuri salah satu kota di dekat area tempat wisata Traunsee yang penuh pesona di musim gugur ini
Sampai jumpa lagi