Semsiyeli Sokak, jalan payung beraneka warna sejak 1926 di Manisa, Turki

Masih di kota Manisa, propinsi Manisa Turki, mumpung kita di sini, kita puas-puasin jalan-jalannya. Karena merupakan pusat kota dan segalanya ada di sini, maka kita cukup jalan kaki menelusuri pusat kota Manisa yang berlatar belakang gunung tertinggi yang fenomenal di propinsi ini, gunung Spil

Meski ga ada apa-apanya bila dibanding dengan kota terkenal sejagat raya Istanbul, tetapi ga nyangka banyak banget yang menarik perhatian ane yang sayang banget untuk dilewatkan begitu saja. Kata anak muda, ga habis-habisnya dieksplor coy 🙂

Lumayan capek sih, apalagi di musim panas begini. Suhunya jadi sama seperti di tanah air, menggigit 😊 Tapi, ya karena dah ditempa ma suami sejak di Austria jalan kakinya dan menyesuaikan diri ma kebiasaan warganya yang emang suka jalan kaki, akhirnya ane terbiasa juga jalan kaki 😊

Capeknya terbayar saat menelusuri kota yang padatnya sebanding sama wilayah ibukota Jakarta yang paling padat ini, dengan banyaknya info dan pengalaman yang menarik perhatian ane 😊

Ada satu jalan yang menambah cantik kota, namanya Semsiyeli sokak atau jalan payung. Jalannya ga terlalu panjang, hanya sekitar 30 meter dengan lebar sekitar 6 meter. Yup, sesuai namanya, jalan ini dipenuhi dengan payung-payung cantik di atasnya, sebagai atap di sepanjang jalan ini, sebagai peneduh jalan dan pejalan kaki, peneduh jiwa boleh juga 😊 Beraneka warna bikin berbinar-binar mata

Lumayan juga ya pemandangan jadi semarak dan indah, pun pada saat malam hari

Di gerbang utamanya terdapat bendera Turki merah menterang dengan gambar bulan sabit bintang selebar 2 meter diiringi dengan bendera-bendera mini Turki lainnya di sepanjang jalan. Nasionalis banget ya 🙂

Jadi ingat banyak kita lihat di daerah wisata di tanah air seperti ini juga. Tapi siapa yang pertama kali punya ide ini, sepertinya kita boleh melirik pada Turki. Karena jalan ini dah ada sejak tahun 1926. Wow.. dah 92 tahun, hampir seabad ya. Dah tua juga jalan ini

Di sisi kiri dan kanannya terdapat deretan bangunan, kebanyakan toko, kedai minuman dan rumah makan. Kedai minuman biasanya teh atau pun kopi. Ini merupakan tradisi yang ga bisa dihilangkan dari warga sini, hobi ngeteh ataupun ngopi. Kalo nenek bilang, ga sarapan ok yang penting ngeteh atau ngopi.. 😊

Nah, kalo yang kelaparan abis dari jalan-jalan, boleh mampir ke jalan ini. Di sini ada rumah makan yang dah berusia puluhan tahun juga dengan kebab Manisanya yang sangat terkenal endeusnya 😊

Schreibe einen Kommentar