Senangnya jalan-jalan di musim semi, apalagi ke taman lihat bunga-bunga yang sedang bermekaran. Musim yang tepat untuk jalan-jalan menikmati keindahan belahan bumi utara đ
Kali ini kita ke taman bernuansa Jepang. Lho ada taman rasa Jepang di Austria ya? Kenyataannya iya ya pemirsa..
Taman yang ane dan suami kunjungi adalah taman yang berada di kota Wina, ibukota negara Austria. Namanya taman Setagaya. Ditilik dari namanya, taman ini memang berbau Jepang. Ada nuansa Jepang yang kental di taman ini
Bagaimana kita bisa sampai kemari? Ini idenya memang dari ane đ Ane yang pengen kemari karena ane pikir musim semi tentunya sangat indah penuh dengan bunga mekar ya.. apalagi di Jepang yang terkenal akan bunga sakuranya. Saat ini ga memungkinkan ke Jepang karena corona yang melanda bumi belum mau hilang juga.. Jadi ke duplikatnya aja okelah ya đ
Alhamdulillah suami mau diajak kemari. Alhamdulillah juga ga sulit menemui taman yang paling kecil se Austria ini. Biasanya kita mengeksplor kota Wina dengan U-Bahn, kereta api bawah tanah. Tapi karena corona dan lain-lain, ambil amannya langsung ke tujuan dengan mobil kita lewat jalan darat aja ya đ
Jangan kuatir akan parkir. Tersedia di sepanjang tepi jalan dan gratis. Untuk parkir di Austria lumayan aman, asal tau aturan, seperti meletakkan kertas tanda parkir dari mesin parkir di kaca mobil pas saat kita memparkir atau kartu tanda waktu kita mulai parkir hingga tidak memparkir di tempat untuk orang yang berkursi roda
Nuansa dimari sangat menyenangkan. Belum apa-apa kita dah disuguhi keindahan aja. Di sepanjang jalan menuju masuk ke area taman ini, terbentang pepohonan dengan bunga-bunga yang bermekaran, dari sakura atau yang biasa disebut cherry blossom hingga magnolia. Beraneka warna lagi.. dari putih, pink muda hingga pink terang menyala. Wow.. seru ya pemirsa
Btw bagaimana sejarahnya taman bernuansa Jepang ada di Austria? Apa yang melatarbekangi berdirinya taman yang identik dengan sakura ini? Ada berapa taman bernuasa Jepang di Austria? Apa hanya taman ini yang berada di distrik Döbling atau ada juga di tempat lain?
Hhmm.. cukup menarik untuk disimak ya pemirsa. Yuk sama-sama kita cari tau đ
Taman Setagaya
Taman ini disebut juga Japanese Garden Döbling, terletak di distrik ke-19 Wina dengan nama yang sama yaitu Döbling. Taman ini dibangun pada tahun 1990 hingga 1992 setelah rencana dari perancang taman Jepang Ken Nakajima (1914-2000).
Hal yang memunculkan die taman ini dibangun adalah perjanjian persahabatan dan budaya yang telah terjalin antara Döbling dan Setagaya, sebuah distrik di kota Tokyo Jepang sejak tahun 1984/1985
Menurut sumber lain juga, taman dibangun pada peringatan 120 tahun perjanjian Austro-Jepang yang diakhiri pada tahun 1869 dari dukungan Tokyo-Setagaya, distrik saudara Döbling. Pada awal tahun 1988, taman Jepang akan dibangun di atas area hijau yang dikenal warga sebagai HeinrichshĂŒgel
Pada bulan Mei 1992, taman ini dibuka. Taman ini melambangkan lanskap Jepang yang memiliki mata air, air terjun, kolam serta bebatuan dan tanaman khas taman Jepang
Sekarang kita lihat yuk ada apa aja di taman ini, bagaimana tata letaknya bahkan darimana kita memulai memasuki area ini hingga mengapa dari situ kita awal memasukinya đ
Tata letak
Pintu masuk taman dibuat di sudut barat daya. Ini dibuat karena kemiringan medannya, juga untuk melestarikan pepohonan yang ada.
Dari sini kita kemudian mencapai gerbang bambu, yang dijaga dengan gaya Tokusabari dan taman vila Shugakuin di kaki gunung Hiei di tepi utara Kyoto, melalui beberapa langkah/anak tangga yang dimodelkan. Selain pintu masuk utama, taman ini juga memiliki pintu masuk yang bebas pembatas
Tepat di sebelah pintu masuk utama terdapat monumen batu dimana kata Furamon (bahasa Inggris: surga) diukir dalam aksara Jepang. Ada juga patung batu Jepang lainnya yang tersebar di seluruh taman, seperti stupa batu, batu laterene atau patung batu pagoda
Taman ini memiliki luas 4.300 mÂČ. Ga seberapa luas sih dibanding taman-taman yang ada di kota Wina bahkan seluruh Austria đ Meski demikian, ga serta merta taman ini dibiarkan begitu saja ya.. Taman ini selalu terlihat apik dan bersih asri. Bagaimana menjaga kebersihan dan keasrian taman ini? Kan setiap hari ada aja tuh penunjung yang datang ke taman ini..
Selain terdapat seorang karyawan penuh waktu yang bertanggung jawab atas pekerjaan pemangkasan, hewan-hewan peliharaan seperti anjing dilarang memasuki kawasan taman ini. Namanya hewan.. bisa aja pipis bahkan buang hajat ya kan.. Trus kita ga boleh buang sampah sembarangan begitu juga berolahraga seperti bersepeda
Tanaman di taman ini adalah tanaman khas Jepang seperti magnolia, ceri atau bambu. Terdapat juga tanaman alas tegalan seperti azalea yang sangat penting. Spesies kayu asli Austria pun turut meramaikan kekayaan hayati taman ini. Variasi tanaman yang kaya menciptakan tampilan bunga dan transfromasi yang selalu berubah dari musim ke musim. Wow.. seru ya
Karakter Jepang lainnya bisa dilihat dari air, yang berasal dari mata air di ujung atas taman, mengalir di bawah jembatan kayu melengkung yang panjangnya hanya beberapa meter di atas serangkaian air terjun (cascades)
Ada rumah teh di tepi kolam. Rumah teh ini beberapa kali dalam setahun mengadakan upacara minum teh tradisional, tetapi seringkali kosong.
Sedikit lebih jauh ke utara dari jembatan pertama yang terketak di pusat kota terdapat jembatan kayu lain yang panjangnya beberapa meter dengan pagar yang lebih tinggi. Ada juga beberapa tempat duduk terbuka dan tertutup di taman.
Bagian dari taman seperti rumah teh, pagoda, lentera batu dan area pintu masuk adalah hadiah dari Setagaya dan walikota Keiji Ohba
Jam buka
Kapan kita berkunjung kemari? Sebaiknya harus tahu jadwal juga ya biar ga kecele đUmumnya taman ini dibuka segala musim kecuali musim dingin
Taman Setagaya ditutup selama musim dingin pada 1 November hingga 31 Maret dan dalam kondisi musim dingin
Dari 1 April hingga 31 Oktober, taman buka setiap hari mulai jam 7 pagi
Taman akan ditutup jam 9 malam pada bulan Mei hingga Agustus, jam 8 malam pada bulan April dan September dan jam 7 malam pada bulan Oktober
Taman Jepang lainnya
Di Austria, selain taman Jepang Setagaya, terdapat juga taman Jepang lainnya di kota Wina seperti di Istana Schönbrunn, Taman Takasaki di Kurpark Oberlaa, Taman Franz-Karl-Effenberg-Asiagarten di lokasi sekolah kejuruan, halaman 2 in Alten AKH am Alsergrund atau Kirschenallee di Pulau Danube
Saat kita kemari, terdapat juga beberapa pengunjung yang datang dengan beragam tujuan. Ada orang tua dengan anak-anaknya, ada sepasang kakek nenek hingga fotografer. Ada yang mengamati dengan kamera khusus hingga hanya berselfi saja. Atau seperti kita yang melihat-lihat dan plus foto-foto.
Bahagianya kemari. Ga salah memang kalo tujuan dari desain taman ini adalah untuk membuat orang yang mengamati karya seni ini menjadi bahagia đ
Demikianlah pemirsa edisi jalan-jalan kita kali ini di Taman Austria rasa Jepang, Taman Setagaya di kota Wina, Austria
Sampai jumpa lagi