Cabe pedas adalah prioritasku untuk kutanam di negeri bule Austria. Ga heran sejak dapat kiriman cabe kering pedas membara dari mamak di kampung halaman, aku kumpulkan biji-bijinya untuk dijadikan bibit. Begitu juga dengan cabe yang kuboyong dari Indonesia sewaktu pulang mudik dan cabe yang kubeli di supermarket bule, yang sekiranya pedas rasa tropis
Selama aku tinggal di Austria hingga hari ini, terhitung telah beberapa cabe kujadikan bibitnya. Mulai dari cabe bio Austria yang perdana dijajakan supermarket bule langganan kita, cabe jalapeno impor hingga dari kebun Austria itu sendiri, cabe Habanero, cabe rawit impor dari Mozambik hingga cabe kecil impor dari Italia dan Spanyol
Sayangnya mereka kukumpulkan secara acak tanpa nama, maklumlah ya emak-emak rumah tangga, yang penting pedas itu aja. Makanya saat tumbuh dan berbuah awalnya aku heran, ini cabe darimana asalnya ya. Seperti cabe jalapeno yang lain daripada yang lain itu, dari ukuran yang lebih besar dan montok. Setelah kuingat-ingat.. Ahaay.. aku kan pernah membelinya dan mengumpulkan biji-bijinya 😊
Begitu pun dengan cabe pedas kiriman emakku dan cabe yang kuboyong saat mudik dari Indonesia. Tak ketinggalan cabe panjang alias cabe keriting tapi ga ada keriting-keritingnya sama sekali, hanya meliuk-liuk sedikit
Betapa senangnya hatiku saat panen. Warnanya merah membara. Sengaja aku biarkan merah semua agar aku lebih leluasa menikmati kecantikannya. Padahal dulunya asal petik saja meski belum tua 😊
Aku ingat awal pertama kali menanam cabe beberapa tahun yang lalu saat aku iseng menaburkan biji cabe ke pot kembang berisi tanaman lidah mertua dan kaktus. Belum lagi berwarna merah sudah kupetik saja saking tak sabaran ingin menggunakannya dalam masakan ala tanah airku tercinta
Kata mamakku, jangan sampai dibiarkan lama menua dan merah, nanti dia ngambek ga mau berbuah lagi. Awalnya aku tak menuruti saran mamakku. Tetapi akhirnya mulai kuperhatikan dan mengamati satu persatu tanamanku saat aku memetiknya. Eh benar, semakin dipetik semakin semangat berbuah cabeku. Oh.. itu rahasianya. Dapat lagi aku ilmu dan wawasan percabean 😊
Sama seperti kita ingin memperbanyak buahnya, daun-daun yang rontok segera disingkirkan. Nanti dari tempat daun itu akan tumbuh cabang yang menghasilkan bunga kemudian buah. Ini berlaku pada tanaman tomat juga
Trik lainnya menanam cabe di Austria sudah kujabarkan di edisi yang lalu. Aku tambahkan lagi dimari ya pemirsa.
Menanam cabe di Austria gampang-gampang susah.. tak setangguh tanaman tomat. Harus sabar dan pantang menyerah
Menyemainya dimulai sejak awal musim semi agar hidupnya lebih lama dan bisa berbuah terus hingga berakhirnya musim gugur. Jika tanaman cabe kadung tumbuh di akhir musim gugur, jangan biarkan mati merana. Masukkan ke dalam ruangan/rumah. Ini berlaku untuk tanaman yang ditanam di pot ya.. Dengan meletakkan di dalam ruangan yang suhunya normal dan tak ada sinar matahari, mereka bisa tetap tumbuh meski lambat. Letakkan di dekat jendela ya.. sehingga sewaktu-waktu matahari muncul, mereka mendapat asupan sinarnya
Saat musim semi mereka bisa dikeluarkan meski belum total. Ada kalanya mereka layu karena tanah yang lembab dan suhu masih dingin. Kalo sudah begini, masuk ke dalam ruangan lagi
Begitu pula awal-awal musim panas. Suhu masih belum stabil, angin kencang dan hujan masih sering datang. Nah hindari dari air hujan ya pemirsa. Kalo aku meletakkan tanamanku di balkon, sehingga tidak terkena dan bahkan tergenang air hujan yang sangat tidak disukai cabe
Kala sinar matahari terik, mereka layu. Siram perlahan-lahan, jangan sekaligus yang membuatnya kaget dan malah semakin layu
Musim panas musim terbaik mereka tumbuh. Meski begitu tetap harus diperhatikan tumbuh kembangnya ya.. Semakin rutin menyiramnya dua kali sehari. Aku menyiramnya dengan air biasa, kadang-kadang untuk asupan gizinya kusiram mereka dengan air cucian beras dan air cucian sayur mayur dan buah
Oh iya. Media tanamnya seperti pada umumnya tanah ya pemirsa. Hanya tanahnya ini kucampurkan kompos dari sampah dapur. Sampah dapur ini terdiri dari kulit buah, kulit bawang dan sayur-sayuran. Dari hewani hanya kulit telur dari telur rebus
Kompos ini merangkap sebagai pupuk dan nutrisi serta pembasmi hama. Jadi aku tidak perlu repot-repot lagi memberi mereka pupuk sepanjang hayat mereka 😊
Saat musim gugur kesuburannya menurun. Ditambah saat itu ditinggal liburan ke Turki, pulang-pulang dah kering kerontang aja. Alhamdulillah masih hidup. Langsung rutin kusiram dan membersihkan daun-daunnya yang rontok. Eh dasar masih mau hidup, segar kembali meeka. Bahkan dari sela-sela daun tumbuh cabang baru untuk berbunga dan berbuah. MasyaAllah alhamdulillah
Nah begitulah kisahku menanam cabe di negeri musik ini ya pemirsa
Dengan menanam dan memeliharanya sepenuh jiwa, tentunya hati bahagia.
Bahagianya berlipat-lipat. Bahagia melihat hasil menanam selama ini, cabe yang merah dan ranum. Bahagia karena tidak perlu pontang panting belanja cabe ke sana kemari untuk mendapatkan cabe yang pedas pol. Dan yang pasti rasa kangen akan masakan tanah air berteman cabe pedas terobati 😊
Ok deh.. Sekian dulu laporanku kali ini ya pemirsa. Semoga bermanfaat
Sampai jumpa lagi