Di tiap kota selalu ada alun-alunnya. Secara umum alun-alun di Austria ini ampir sama, terletak di pusat kota, dengan lapangan luas tempat nongkrongnya segala lapisan masyarakat yang ingin menikmati suasana kota.
Dikelilingi berbagai bangunan dari modern hingga klasik, dengan taman bunga di tengah-tengahnya lengkap dengan bangku taman. Biasanya sih banyak yang selfian di sini. Ga ada malu-malu meong karena orang-orang semua pada sibuk selfian dan kadang-kadang live streaming/siaran langsung 😊.
Yang bikin ane selera kesini, selain tempat bersejarah juga terutama ada bunga/ kembang-kembang cantiknya. Ga tanggung-tanggung ada dua taman bunga di sini. Tinggal pilih yang mana, cantik-cantik semua.
Kalo untuk urusan perut juga ga susah. Di sini tersedia beragam tempat makan/cafe/ restoran dari yang elit tapi murah, yang elit lagi mahal, sampai yang biasa-biasa aja tapi dengan menu luar biasa, dari fast food dan makanan Barat sampai Turki juga ada. Yang muslim ga perlu kuatir karena di sini juga tersedia makanan halal di restoran Turki di pojokan alun-alun.
Nah, sekarang nih kita ke alun-alunnya kota Linz, ibukota negara bagian Austria, Oberösterreich, yang mewakili pusat kota Linz. Tempat ini hanya terpisah dari sungai Donau dengan bangunan jembatan Nibelungen di atasnya yang dibangun oleh tokoh Nazi, Hitler.
Ketika Adolf Hitler tinggal di Linz, saat masih remaja, Linz adalah kota kecil dengan hanya 55.000 orang. Hitler menyebut Linz sebagai kota paling Jerman di semua kota di Austria. Hitler memiliki rencana muluk untuk membangun kembali Linz, tapi satu-satunya hal yang pernah dibangun adalah jembatan di atas sungai Donau. Pasukan Amerika merebut jembatan Nibelungen pada tanggal 5 Mei 1945 tetapi setelah suasana pulih, jembatan kembali menjadi milik Linz.
Dibawah alun-alun ada bunker yang luas dari Perang Dunia Kedua.Selain itu terdapat garasi bawah tanah dibuka pada tahun 1988, menawarkan 377 tempat parkir.
Di sebelah utara alun-alun terdapat Brükenkopfgebäude (Universitas Seni dan Desain Industri, disingkat Universitas Seni). Awalnya merupakan sekolah seni yang didirikan pada tahun 1947, salah satunya sebagai perpindahan budaya-budaya era Nazi sebelumnya. Sekolah ini menjadi Universitas Seni pada tahun 1973 dan pada tahun 1998 akhirnya meningkat menjadi Universitas Seni dan Desain Industri.
Alun-alun kota Linz ini erat hubungannya dengan Hitler, sang tokoh Nazi ini. Adolf Hitler menyebut Linz sebagai ‘kota asalnya‘, Dia tinggal di Humboldtstrasse 31 di jantung kota Linz saat berusia 16 tahun. Kantor turis di Linz berada di lantai dasar balai kota. Tempat terdekat untuk dikunjungi adalah kastil Hartheim dan Leonding, tempat orangtua Hitler dimakamkan.
Balai Kota Tua/ Altes Rathaus ada di sebelah timur alun-alun. Altes Rathaus adalah bekas balai kota Linz, ada di distrik Inner Stadt. Terletak di alun-alun dekat Rathausgasse. Meski dalam fungsinya benar-benar diganti oleh Balai Kota Baru, tetap saja ini tempat kerjanya walikota Linz, dewan kotamadya dan institusi lainnya. Bangunan tua ini pernah dibangun kembali setelah kebakaran tahun 1509. Fitur yang terlihat saat ini adalah jendela teluk barat laut (City Hall Tower). Balai Kota disatukan dengan bangunan tetangga pada tahun 1658-1659 dengan tambahan desain fasad yang masih ada. Pada tahun 1993-1997 bangunan ini benar-benar direnovasi. Beberapa tempat dapat disewa untuk acara pribadi, seperti gedung dewan kota atau aula Renaisans. Di Balai Kota terdapat Museum Linz Sejarah Kedokteran Gigi. Ini menunjukkan sejarah kedokteran gigi di Oberösterreich. Pameran Linz Genesis (cabang museum kota Nordico) ditawarkan sampai tahun 2014 sebagai gambaran sejarah kota Linz, tapi ditutup karena alasan biaya.
Di balkon mungil di depan Rathaus di Linz, Hitler memproklamirkan Reich Jerman Raya (Großdeutsches Reich) setelah Anschluss bersama Austria pada 12 Mei 1938.
Selain Balai Kota Tua, di sebelah timur alun alun (sedikit diimbangi dari alun-alun di sudut tenggara) juga terdapat Old Cathedral /Katedral Tua atau Ignatiuskirche. Katedral tua ini adalah gereja Katolik Roma yang terletak di Domgasse, tepat di luar (tenggara) alun-alun. Altar yang tinggi dibangun antara tahun 1681 dan 1683. Pengerjaan dilakukan oleh seniman Italia Giovanni Battista Colomba dan Giovanni Battista Barberini.
Gereja juga digunakan sebagai makam. Misalnya, Uskup pertama Linz Ernest Johann Nepomuk von Herberstein dan Maria Elisabeth (Putri dari Ratu Austria Maria Theresa) dimakamkan di sini.
Di sebelah barat alun-alun terdapat Hotel Wolfinger, merupakan hotel bintang tiga dan Kellertheater, yaitu gedung teater ruang bawah tanah. Linz Kellertheater adalah panggung kecil di distrik Inner Stadt Linz. Letaknya di alun-alun, rumah nomor 21. Selain itu terdapat Walker, yaitu kafe dan bar yang terletak di lantai pertama dengan rumah nomor 21 juga. Walker ada sejak tahun 2003. Menyajikan kuliner dengan menu kafe, Walker terkenal dengan sarapan dan burgernya. Pada musim panas, area makan outdoor tersedia di alun-alun utama.
Sepanjang sejarahnya, alun-alun utama hari ini memiliki banyak nama yang berbeda. Awalnya nama On The Market, didokumentasikan pada tahun 1338. Sisi utara alun-alun di Donau disebut Heubühel (1439). Pada abad ke-15 nama Am Platz ditempati, kemudian nama Großer Platz. Awal abad ke-19 diubah menjadi Hauptplatz. Tahun 1873 diberi nama Franz Josephs Square untuk menghormati Kaisar Franz Josephs I. Setelah Anschluss of Germany dan Austria pada bulan Maret 1938, Hauptplatz diganti namanya menjadi Adolf Hitler Platz hingga akhirnya kembali menjadi Hauptplatz hingga sekarang.
Di tengah alun-alun utama kota Linz, salah satu lapangan terindah di Austria ini juga terdapat Dreifaltigkeits-Säule atau yang kalo diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Patung/ Kolom Trinity. Biasa disebut juga dengan Kolom Wabah, ini adalah simbol khas era Baroque. Dreifaltigkeits-Säule berada di dekat Balai Kota/ Rathaus di latar belakang di sebelah kanan. Gereja di latar belakangnya adalah Katedral tua, tempat Anton Bruckner memainkan organ tersebut dari tahun 1855 sampai 1868. Dreifaltigkeits-Säule didirikan di Hauptplatz pada tahun 1723 di Liz, Austria.
Alas kaki terbuat dari granit dengan sebelas (awalnya dua belas) yang dihubungkan oleh langkah besi membuat sebuah alas tumpuan dua tahap ke langkah batu enam sisi yang dihias dengan indah, di sudut tiang 6 kerub dikelompokkan. Dasar Kolom berdasarkan segitiga sama sisi meruncing ke atas. Kolom Trinity terbuat dari marmer Salzburg putih yang tingginya 20 meter dan dibangun antara tahun 1717 dan 1723. Pengerjaan ini berada di tangan Sebastian Stumpfegger setelah desain oleh Antonio Beduzzi. Di kolom ini terdapat 3 prasasti dengan lambang kekaisaran, lambang dan mantel pengabdian kota Linz oleh kaisar, perkebunan dan orang-orang di Linz. Inilah pilar syukur untuk menyelamatkan dari bahaya perang (1704), api (1712) dan pes (1713). Pes adalah sebuah wabah penyakit yang besar dari tahun 1708 sampai dengan 1714 yang pernah melanda di Eropa dengan korban jiwa lebih dari satu juta orang Eropa hanya dalam kurun waktu tujuh tahun. Di pedestal adalah patung orang-orang kudus wabah, St. Sebastian dan St. Karl Borromäus dan juga santo pelindung api, Florian. Kolom tersebut dihiasi patung Maria Immaculata. Kelompok mahkota-mahkota terbuat dari tembaga berlapis emas.
Sampai tahun 1716, pilar tersebut terletak di alun-alun utama Linz, yang dipindahkan ke pasar merpati karena rencana pembangunan Kolom Trinitas Suci/ Dreifaltigkeits-Säaule. Banjir besar tahun 1872 merambah ke Kolom ini. Selama Perang Dunia Kedua dari tahun 1943 semua elemen dekoratif dilepas dan mantel senjata tertanam dalam plester untuk perlindungan. Setelah berakhirnya perang, kolom tersebut selesai lagi sampai 1947.
Lumayan bening juga ya menikmati pemandangan di alun-alun utama kota Linz ini. Tapi yang selalu bikin ane ceria adalah saat ane ketemu ma kesayangan ane, kembang-kembang nan cantik yang nampaknya mudah untuk tumbuh dimana aja, termasuk di tiang lampu di alun-alun ini.