Bulan Zulhijjah adalah salah satu bulan dalam kalender Islam, yaitu bulan ke-12 sesudah bulan Zulkaidah. Bulan ini sangat istimewa. Mengapa dikatakan demikian? Karena di dalamnya terdapat hari-hari yang memiliki kedudukan yang tinggi yaitu di sepuluh hari pertama bulan ini.
Keistimewaannya antara lain pahala di dalamnya akan dilipatgandakan. Ini merupakan hari-hari yang paling afdol sepanjang tahun.
Makanya ini adalah kesempatan kita untuk menggunakan waktu yang istimewa ini untuk beramal salih sebaik-baiknya. Jangan sampai waktu yang sangat baik di bulan ini berlalu begitu saja ya pemirsa. Jangan biarkan sepuluh hari pertama berlalu sia-sia karena tidak ada jaminan kita akan dipertemukan kembali dengannya
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda sebagaimana hadis berikut:
“Tiada hari-hari dimana amal salih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah ketimbang hari-hari yang sepuluh (Zulhijjah).“
Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?“
Beliau menjawab, “Ya. Bahkan mengalahkan keutamaan jihad di jalan Allah, kecuali seseorang ynag keluar untuk berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian ia tidak lagi kembali (mati syahid).“
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam sahihnya. MasyaAllah alhamdulillah.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda seperti diriwayatkan oleh Muslim 4816
“Bersemangatlah engkau terhadap apa-apa yang memberimu manfaat, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah menjadi orang yang lemah.“
Nah, dengan demikian yuk kita sambut bulan Zulhijah ini dengan bersemangat dan berbahagia. Manfaatkan sebaik-baiknya waktu-waktu yang istimewa ini. Bagaimana kita memanfaatkan 10 hari ini dengan sebaik-baiknya? Tentunya kita bisa mengambil apa saja yang kita mampu menjalankannya ya. Ada banyak pintu amal yang bisa kita jalankan sehingga tidak ada yang berlalu dari waktu-waktu yang ada kecuali dilalui dengan kebaikan zikir dan ketaatan
Yuk kita simak rangkaian amal salih dan keistimewaannya dimulai dari 1 Zulhijah
Allah melebihkan keutamaan waktu tertentu di atas waktu lainnya dan Allah mensyariatkan padanya ibadah dan amal salih untuk mendekatkan diri kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya
“Dan demi malam yang sepuluh.“
(QS. Al-Fajr ayat 2)
Yaitu sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah, menurut pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Katsir dan Ibnu Rajab, serta menjadi pendapat mayoritas ulama
Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani berkata,
“Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya 10 hari pertama Zulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar) yaitu sholat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain‘.
Amal salih dalam hadis ini bersifat umum, termasuk sholat, sedekah, puasa, berzikir, membaca Al-Qur-an dan sebagainya. Begitu pula amal salih yang paling dianjurkan pada waktu ini adalah berpuasa pada hari Arafah (9 Zulhijjah). Ini berlaku bagi yang tidak sedang melakukan ibadah haji, karena Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam ketika ditanya tentang puasa pada hari Arafah beliau bersabda:
“Aku berharap pada Allah puasa ini mengugurkan (dosa-dosa) di tahun yang lalu dan di tahun berikutnya.“
Puasa Arafah dapat menghapus puasa 2 tahun
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda seperti diriwayatkan oleh Muslim 1162
“Puasa Arafah (Zulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Puasa Asyuura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.“
Khusus untuk puasa ada larangan dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam untuk melakukannya pada 10 Zulhijjah, ini merupakan pengecualian
Dalam hadis ini juga terdapat dalil yang menunjukkan bahwa berjihad di jalan Allah adalah termasuk amal yang paling utama
Zikir 10 hari pertama Zulhijjah
Dari Ibnu Umar radiallahu anhu, Rasulullah bersabda
“Tidak ada hari yang lebih agung lagi disukai Allah amalan padanya berbanding hari-hari yang sepuluh ini (10 hari pertama Zulhijjah). Maka perbanyakkanlah padanya tahlil, takbir dan tahmid.“
(Hadis Riwayat Ahmad Sahih)
Perbanyak zikir
Tahlil (La ilaha illallah)
Takbir (Allahu Akbar)
Tahmid (Alhamdulillah)
Tanggal 1 Zulhijjah- 8 Zulhijjah disunnahkan berpuasa dan memperbanyak amal salih, karena pahalanya akan dilipatgandakan, inilah hari-hari terbaik sepanjang masa dan sejarah manusia untuk beramal salih
9 Zulhijjah
Puasa arafah, sangat ditekankan dan dianjurkan
1-9 Zulhijah
Puasa sunnah awal Zulhijjah
Perbanyak takbir mutlak, tidak dibatasi waktu dan tempat. Boleh saat di pasar, di jalan, di kendaraan, di rumah, diperintahkan terus bertakbir seperti layaknya takbiran hari Raya
Perbanyak amalan soleh seperti sedekah
Larangan potong rambut dan kuku dari awal Zulhijjah sampai hewan kurban disembelih
9 Zulhijjah
Puasa Arafah
Perbanyak doa di hari Arafah karena sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah
9 Dzulhijah ba’da subuh sampai waktu asar pada hari Tasyrik yang berakhir (13 Dzulhijjah) memperbanyak takbir muqayyad, yaitu setelah sholat 5 waktu maupun sholat sunnah. Baiknya tetap mendahulukan dzikir setelah sholat kemudian perbanyak takbir
– Wanita diperintahkan melirihkan suara, sedangkan laki-laki mengeraskan suara takbir
10 Dzulhijjah
Sholat Idul Adha
Penyembelihan qurban
Tidak boleh puasa
Hari-hari Tasyrik (11, 12, 13 Zulhijjah)
Penyembelihan qurban
Tidak boleh puasa
Perbanyak doa “Robanna aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar‘
Tidak boleh puasa (Hari Tasyrik)
10, 11, 12, 13 Zulhijjah
Mulai dari azan maghrib (masuk 10 Zulhijjah) haram/tidak boleh puasa
Tidak boleh bagi dhahibul qurban untuk
Memotong kuku, baik itu kuku tangan maupun kuku kaki, menggunting/mencukur rambut kepala; mencabut atau mencukur bulu ketiak; mencukur/menggunting kumis; mencukur bulu kemaluan; atau memotong kulitnya, sampai disembelihnya hewan qurban
Sebagaimana dalam riwayat yang sahahih hadis riwayat Muslim no. 1977
Nah demikianlah amalan dan keistimewaan amal salih pada 10 hari di awal bulan Zulhijjah serta hari-hari Tasyrik. MasyaAllah alhamdulillah
Yuk jangan sia-siakan
Semoga amal ibadah yang kita lakukan dengan ikhlas dan ridho diterima Allah SWT
InsyaAllah aamiin
Aamiin ya Robbal ‘alamin