Jalan-jalan ke kota Linz, Austria di musim panas, dari pusat kota hingga toko Asia

Di penghujung musim panas ini, ane dan suami jalan-jalan lagi ke ibukota negara bagian Oberösterreich atau Austria Atas, yaitu kota Linz. Terakhir kita jalan-jalan (baca: jalan kaki) menelusuri pusat kota ini hingga ke alun-alun dan sekitarnya adalah di musim semi kemarin di bulan Ramadan.

Ini selalu idenya suami, ane ga pernah memaksa jalan-jalan keluar rumah. Tapi kalo diajak jalan-jalan ya ga nolak, senangnya pasti tiada tara seperti kebanyakan emak-emak rumah tangga lainnya kalo diajak jalan suami ya pemirsa 😊

Sebenarnya bosan juga sih selalu ke kota Linz, tapi kota terbesar yang paling dekat dengan rumah ya kota ini, jadi mau ga mau ya ke kota ini 😊Meski begitu, setiap kali ane tiba di kota terbesar ke-3 se Austria ini, lupa deh ma bosannya, yang ada ane sumringah karena pastinya ketemu kesayangan ane bunga-bunga cantik dimana-mana.

Belum lagi nanti ke mall dan pusat perbelanjaan lihat yang bening-bening 😊

Dan yang ga pernah ketinggalan ke toko Asia. Ini kudu disambangi. Ga mau dong dah jauh-jauh ke kota ga bawa harta karun produk khas Asia 😊 Belum tentu kita sebulan sekali ke toko Asia lho..

Dari rumah ke kota Linz memakan waktu sekitar 45 menit, ini termasuk ga terlalu jauh dibanding jalan-jalan kita hingga ke kota terbesar Wina yang sekaligus ibukota negara Austria. Perjalanan ga berasa karena selain ngobrol ma suami juga mata yang selalu awas menikmati pemandangan sepanjang perjalanan di musim panas yang penuh keindahan ini.

Masih dengan padang rumput luas dengan tanaman liar dan bunga-bunga cantiknya di tepi jalan, lanjut ladang bunga raps, ladang jagung dan ladang bunga matahari yang waktunya dipanen 😊 Tapi ane ga menemukan ladang labu dengan labu-labunya yang ranum sepanjang perjalanan, belum waktunya kali ya atau mereka absen ga nanam tahun ini 😊

Kota Linz masih sama seperti sebelumnya, dengan orang-orangnya yang ramai lalu lalang berjalan kaki menelusuri pusat kota dengan berbagai keperluannya, orang-orang dari berbagai ras dan bangsa, yang jarang ditemui di lingkungan tempat kita tinggal yang didominasi bule.

Taman-taman kota dipenuhi dengan warga dengan segala aktivitasnya, membawa anak-anak bermain atau sekedar bersantai di kursi-kursi yang tersedia sambil melihat bunga-bunga cantik yang bermekaran harmonis hidup bersama dengan tanaman bunga lainnya

Di musim panas ini, bunga-bunga di taman yang tebar pesona tidak sama dengan musim sebelumnya alias selalu berganti. Kalo musim sebelumnya di musim semi dipenuhi dengan bunga tulip, pansy dan kawan-kawan, maka di musim panas ini didominasi dengan keluarga aster seperti marigold, rudbeckia, petunia dan kawan-kawan

Ada juga bunga aster bergerombol hingga ratusan berwarna putih yang biasa hadir di penghujung musim panas dan memeriahkan musim gugur yang berwarna-warni

Nah, kalo yang ini ga pernah ketinggalan jadi obyek cantik ane. Lumayan ya jalan kaki menelusuri dua kali taman, berasa juga capeknya, apalagi ditambah taman di alun-alun kota.. Walah.. tapi lagi-lagi capek ane hilang seketika kalo dah ketemu ma kesayangan, bunga-bunga dimana-mana ini 😊

Kota-kota yang berhias selama musim panas memiliki ciri khas tersendiri, meski secara garis besar memiliki kesamaan, yaitu bunga-bunga cantik yang ga pernah ketinggalan meramaikan suasana musim panas. Seperti di kota Ried yang memakan waktu 20 menit dari rumah, bunga petunia dan kawan-kawan yang membentuk pohon cemara setinggi 2 meter menjadi daya tarik tersendiri

Di kota Linz hampir mirip, dimana bunga petunia dan kawan-kawan bergerombol membentuk pohon cemara, tetapi mereka diletakkan di tiang lampu yang menjulang tinggi, di ketinggian sekitar 2 meter dari permukaan.

Hmm.. lumayan bening mata melihatnya. Klop dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi yang berderet rapi sepanjang jalan pusat kota

Akhirnya kita sampai juga di salah satu toko yang cukup punya nama di Austria dan Jerman yaitu Saturn. Tujuan utama ke kota Linz emang ke toko ini, beli tablet biar kalo emaknya suami atau emak mertua ane ke rumah ada hiburan 😊

 

Suami emang begitu, kalo tiba-tiba pengen jalan-jalan selalu bilang mau ke salon potong rambut. Dulu ane ga ketebak salonnya kok jauh banget ga sampai-sampai, ternyata ke tempat wisata Attarsee bukan ke salon. Nah semalam sebelum kemari juga bilangnya mau ke salon, eh ternyata ke Saturn beli tablet 😊

Sama aja seperti emak-emak rumah tangga kalo belanja, suami pun lumayan lama juga. Alhamdulillah ingat kalo kita mau ke toko Asia, seperti tahu akan pikiran ane. Tenang masih ada waktu, kata suami yang bikin ane lega

Saat akhirnya selesai, kita bergegas ke toko Asia. Sama seperti dulu, tokonya ga berubah. Tapi mungkin isinya yang sedikit berubah ya.. bertambah maksudnya.. Ane suprais saat menemukan MSG atau Monosodium glutamat atau micin istilah emak-emak, ga tanggung-tanggung seukuran 454 gram, hampir setengah kilo 😀 Ada juga telur asin sekotak isi 6 butir seharga hampir 5 Euro atau sekitar Rp.85.000

Tanya ke penjualnya, telur asinkah ini? Dari telur bebekkah? Wow.. seru ya pemirsa.. Tapi ini bukan produk mereka, melainkan produk impor dari negeri China, yang diimpor oleh negara Perancis kemudian diboyong ke Austria di toko ini

Ada lagi mie. Awalnya ane ga mau sih. Tapi penasaran juga akhirnya kita beli. Ane tanya suami mau yang berkuah atau ga. Karena suami ga tau perihal dunia mie, ane belikan dua versi, berkuah dan kering 😊 Ini merk tanah air kita tercinta Indonesia lho, yaitu Indomie. Dibuat oleh perusahaan di Spanyol berlabel halal. Alhamdulillah ya. Soal rasa bagaimana.. hmm.. lebih gurih dan enak dari mie tanah air, efek lama ga merasakan mie kampung .. Aiihh.. pokoknya mantap banget pemirsa 😊 Akhirnya selesai juga kita belanja di toko Asia, membawa harta karun yang ga akan ane temui di supermarket Austria antara lain tepung tapioka dan tepung ketan 😊

Suami senang, ane pun senang.. Kenangan indah di penghujung musim panas di kota Linz yang penuh pesona 😊

Nah sekian dulu laporan ane kali ini mengenai jalan-jalan di kota Linz Austria di musim panas

Sampai jumpa lagi

 

Schreibe einen Kommentar