Keberkahan bulan Ramadan di musim semi

Musim semi musim dinanti. Ini karena banyaknya keindahan yang hadir, mulai dari suhu yang tidak terlalu dingin menggigit lagi, maupun panas yang tidak menyengat. Suhu yang sejuk dingin manjah dambaan emak-emak tropis 🙂

Tanaman mulai berbunga dan bermekaran, kadangkala menebarkan wangi semerbak sepanjang hari. Daun-daun mulai menampakkan kuncupnya, ranting-ranting yang kering ringkih mulai berhias diri ditumbuhi bunga-bunga mungil yang cantik menarik hati

Para hewan pun mulai beraksi siap kawin setelah sekian lama sembunyi di peraduannya. Burung-burung menyiapkan rumah masa depan dari ranting-ranting pohon yang patah untuk bakal calon anaknya

Sungguh indah pemandangan di musim semi ini. Namun ada kalanya musim semi belum sepenuhnya hadir. Salju masih saja datang menghampiri. Apakah salju ini mengganggu? Jika ga terlalu banyak layaknya musim dingin, salju malah menambah keindahan di musim semi ini. Seperti bunga forsythia kuning cerah yang disinggahi si putih selembut kapas ini. Untungnya bunga forsythia lumayan tangguh ya.. sehingga bunganya ga ayep seperti sayur kelamaan direbus

Nah alhamdulillah juga tepat di hari pertama puasa di bulan Ramadan tahun 2022 ini di tempat kita di Austria kedatangan salju di musim semi. Sejuk dingin manjah setelah seminggu sebelumnya suhu sempat meningkat hingga 20°C. Setahun yang lalu seminggu sebelum puasa salju di musim semi juga datang menghampiri.

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, begitu juga dengan kedatangan salju di musim semi ini ya- Seperti juga hujan yang membawa berkah dan waktu yang tepat untuk berdoa, begitu pun dengan salju yang turun ke bumi

Dengan adanya salju, otomatis suhu tidak tinggi dimana suhu berkisar mulai dari 5°C hingga minus. Nah kebayang kan di bulan Ramadan dimana umat Islam di seluruh dunia berpuasa, kita berpuasa di musim semi yang bersalju ini? Dingin pastinya ya.. tapi apalah artinya dingin bila dibandingkan dengan keindahan yang didapat, pemandangan salju di musim semi 🙂 Tapi dia ga lama-lama kok hadirnya. Alhamdulillah salju biasanya ga lama hadir di musim semi ini. Tidak berhari hari bahkan berminggu-minggu, cukup  beberapa hari saja.

Bulan Ramadan di musim semi ini memasuki waktu musim panas, dimana siang hari menjadi lebih panjang dibandingkan malam hari. Tentunya durasi berpuasa pun semakin lama. Di tempat tinggal ane di provinsi Oberösterreich Austria, awal musim semi berkisar 15 jam, dimulai dari subuh pukul 05.07 dan maghrib 19.50, di akhir musim semi bisa mencapai 16 jam. Saat musim panas mencapai 18 jam. Wow.. cukup signifikan perbedaannya ya 🙂

Meskipun durasi puasanya lama, kita seperti tidak merasakan puasa MasyaAllah alhamdulillah. Tidak merasakan 5 l, lemah, letih, lesu lelah dan lunglai. Ini karena suhunya yang masih terbilang rendah membuat suasana sejuk, segar, dingin-dingin sepoi manja 🙂 Kita tau karena pernah mengalaminya saat berpuasa di bulan Ramadan beberapa tahun sebelumnya, dimana bulan penuh ampunan ini juga berada di musim semi

Nah, di siang hari pun bisa berpuas-puas untuk ibadah seperti membaca Al-Qur’an, karena jarak waktu zuhur dan asar hampir 4 jam sementara asar dan maghrib berkisar 3 jam. Kita juga bisa manfaatkan untuk beristirahat barang sejenak seperti tidur sejam, sehingga nantinya memiliki ekstra tenaga untuk ibadah di malam hari seperti tarawih dan tahajud

Sebagai informasi, waktu Isya di awal musim semi dimulai pukul 21.05 atau jam 9 malam lewat dan bisa semakin lama hingga nantinya dimulai jam 10 malam ke atas. Sementara subuh semakin maju hingga menjadi jam 4 ke bawah 🙂

Demikianlah pemirsa beberapa keberkahan di bulan Ramadan di musim semi, di mulai dari pemandangan yang indah dengan bunga mekar dimana-mana, salju yang putih berseri, suhu yang tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas hingga kenikmatan ibadah didapat.

MasyaAllah alhamdulillah

Schreibe einen Kommentar