Antara rengginang dan Reiswaffeln, rengginangnya bule

Rengginang adalah cemilan khas Indonesia. Lama ga makan rengginang sejak tinggal di Austria, eh tetiba suami membeli cemilan yang mirip dengan rengginang ini. Alhasil cemilan berbentuk bundar ini mengingatkanku akan kampung halaman dan rengginang

Kok bisa mirip ya? Aku melihat fisik cemilan favorit suami ini secara seksama. Terlihat butiran nasi yang menyatu dan sedikit lebih besar dibanding rengginang yang berkumpul penuh

Namanya Reiswaffeln. Ditilik dari namanya, cemilan ini memang terbuat dari beras (reis). Nah kalo beras dimasak, namanya menjadi nasi ya. Tapi dalam hal ini, reis bisa berarti beras bisa berarti nasi 😊Ada juga resiwaffeln yang terbuat dari jagung, yang dicirikan dengan warna jagungnya kuning

Rasa cemilan ini lumayan enak dan renyah lho. Bisa disantap kapan saja di kala santai, sambil menikmati senja atau nonton tv

Cemilan ini aku bilang rengginang bule. Nah rengginang sesungguhnya aku jumpai di lain waktu saat kita ke kota Wina. Seperti biasa yang wajib dikunjungi adalah mampir ke toko Indonesia memburu harta karun. Meski suami ga paham produk Asia, tapi saat lihat rengginang bertengger manis di rak cemilan, suami langsung mengambil 2 bungkus sekaligus

Mungkin dikira suami Reiswaffeln kesayangannya. Aku mau menjelaskan tapi urung. Biarkan suami merasakan cemilan khas negara istrinya ini. Dan yang paling berbahagia tentu saja aku istrinya.. akhirnya bisa berjumpa rengginang di Austria😊

Alhamdulillah suami menyukai rengginang ini dengan rasa manis dan asin.

Sebenarnya rengginang itu apa sih ya.. Apa bedanya dengan’rengginang bule‘ Reiswaffeln? Apakah reiswaffeln adalah cemilan asli bule atau diadopsi dari cemilan Asia, atau malah dari Indonesia?

Sepertinya menarik untuk disimak. Kita kenalan yuk dengan cemilan yang sama-sama dibuat dari biji-bijian ini. Dimulai dari rengginang ya.. kemudian Reiswaffeln

Rengginang

Rengginang adalah sejenis kerupuk tebal yang terbuat dari beras ketan yang dibentuk bulat dan dikeringkan dengan cara dijemur di bawah panas matahari lalu digoreng panas dalam minyak goreng

Rengginang adalah kerupuk yang berbeda dari jenis kerupuk pada umumnya yang terbuat dari adonan bahan yang dihaluskan seperti tepung tapioka atau sagu atau tumbukan biji melinjo. Rengginang tidak dihancurkan sehingga bentuk butiran ketannya masih nampak

Sejarah

Konon alkisah rengginang tercipta pertama kali saat orang jaman dulu ingin membuat tapai ketan. Namun bahan ragi kosong. Karena tak ada- dan yang tersedia adalah beras ketan yang sudah dikukus- akhirnya beras ketan ini dibentuk bulat kecil, kemudian dijemur dan selanjutnya digoreng

Varian

Rengginang merupakan cemilan yang berasal dari Indonesia, yang dibuat oleh orang Jawa dan Sunda. Apakah rengginang dibuat oleh 2 suku di Indonesia ini? Ternyata tidak ya pemirsa

Selain rengginang yang dibuat oleh orang Jawa dan Sunda, terdapat varian rengginang yang dibuat oleh orang luar Jawa dan Sunda. Di antaranya dari Sumatra Barat tepatnya Payakumbuh

Begitu juga dengan bahan utama beras ketan, diketahui di Jawa Tengah terdapat rengginang yang terkenal terbuat dari kerak nasi. Di Jawa Timur malah menggunakan kerang yang spesial yang ada di daerah tertentu lho

Hmm.. sangat menarik untuk disimak ya pemirsa. Kita eksplor bersama-sama yuk varian rengginang ini, barangkali salah satu atau duanya adalah rengginang favorit pemirsa 😊

Di Sumatra Barat, penganan serupa rengginang dikenal sebagai batiah, yang terutama menjadi ciri khas Payakumbuh

Rengginang juga ada yang menggunakan beras ketan hitam. Warna rengginangnya menjadi khas cantik, dari ungu hingga merah muda

Rengginang harus menggunakan beras ketan bukan beras biasa. Kenapa bukan beras biasa? Karena jika menggunakan beras biasa yang kemudian ditanak menjadi nasi- nasi sisa yang dikeringkan, namanya bukan lagi rengginang, melainkan rangining 😊 Tapi yang jelas beras ketan teksturnya lebih kokoh ya pemirsa

Di Jawa Tengah dikenal intip goreng, yaitu kerak nasi sisa menanak yang melekat pada dandang atau periuk nasi lalu dikeringkan dan digoreng. Intip dalam bahasa Jawa berarti kerak nasi. Ukurannya tentu lebih besar dari rengginang ya.. karena berasal dari cetakan dasar dandang atau periuk nasi. Kecuali dibelah-belah menjadi ukuran lebih kecil kemudian digoreng. Dengan catatan, saat dibelah kerak nasinya ga bubar 😊

Di beberapa tempat di Jawa Barat, dikenal penganan mirip rengginang, dnegan bahan dasar singkong atau gaplek, yang disebut renggining

Di Jawa Timur ada rengginang terasi. Ada juga rengginang lojuk yang cukup terkenal. Rengginang lojuk adalah rengginang dimana tengahnya terdapat lojuk, sejenis kerang yang bentuknya memanjang sekitar 2-3 inci dan menyerupai pisau, sehingga varian ini di beberapa negara lain disebut dengan ’jackknife‘

Tidak semua pantai memiliki lojuk, akan tetapi di Pamekasan Madura, jenis kerang ini mudah ditemui karena jenis pantainya yang datar dan landai

Wah ternyata banyak juga rengginang ini ya. Lanjut ke bumbunya

Bumbu

Pada umumnya rengginang dibuat dengan menambahkan bumbu penyedap atau pemanis atau yang asin. Untuk yang asin, biasanya diberi bumbu terasi. Ada juga yang menggunakan kencur. Sedangkan untuk yang manis, dibumbui dengan gula kawung atau gula merah

Ada jenis rengginang yang diberi rasa dengan udang, terasi atau kerang lojuk (kerang bambu)

Ada juga hanya rasa asin dari garam atau manis dari gula. Seperti rengginang impor yang ane temui di toko Indonesia di Austria. Sebagai antisipasi kali ya.. Mana tau bule kepengen rengginang. Jangan sampai kaget nantinya dengan rasa terasi 😊Ga jauh-jauh contohnya suamiku, langsung nyomot rengginang karena dikiranya sejenis reiswaffeln, penganan Austria yang penampilannya sekilas mirip rengginang.

Rengginang dapat digoreng tanpa diberi bumbu maupun rasa, asin atau manis. Polos pol tapi tetap enak dan gurih 😊

Kabar terkini, rengginang memiliki beragam rasa, dari rasa balado hingga buah strawberry. Wow.. seru ya inovasinya 😊

Nah itu dia mengeani rengginang. Bagaimana dengan rengginangnya bule? Ok deh kita langsung saja ya mengenalnya

Reiswaffeln

Di negara-negara berbahasa Jerman termasuk Austria, dikenal cemilan bernama Reiswaffeln.

Reiswaffeln atau diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi wafel beras, merupakan salah satu contoh Puffreis, yaitu beras/nasi kembung atau mengembang

Puffreis dibuat dari butiran beras yang dipanaskan di bawah tekanan dengan uap. Butiran beras secara alami memiliki kadar air yang rendah sehingga harus diolah terlebih dahulu dengan uap

Reiswaffeln adalah cemilan sehat yang populer untuk segala lapisan umur, tua maupun muda.

Pada umumnya wafel beras tanpa rasa. Namun saat ini tersedia dalam banyak variasi, dengan dan tanpa garam, pedas atau dengan lapisan coklat

Sejarah

Wafel beras pertama kali datang ke pasar Eropa pada awal tahun 1957. Johann Gevaert dari Belgia telah mengembangkan proses berdasarkan model Jepang untuk perusahaan Lima yang memungkinkan produksi seri wafel. Lima segera memperkenalkan wafel beras di Jerman. Irisan renyah ini kemudian menjadi bagian yang tak terpisahkan dari makanan alami dan toko organik

Produksi

Produksi wafel beras ini sangat mudah. Biji-bijian yang sudah dibersihkan dicampur dengan bahan-bahan yang diinginkan dan ditempatkan di loyang khusus wafel, dimana kelembaban biji-bijian itu sendiri berkembang dengan cepat. Biji-bijian terbuka, pati menjadi gelatin dalam hitungan detik dan berbagai bahan saling menempel. Wafel yang dihasilkan dengan cara ini ringan seperti bulu dan memiliki kelipatan volume butiran yang tidak dipanaskan. Proses pemanggangan yang singkat dan lembut memecah nutrisi (banyak karbohidrat, beberapa protein, sedikit lemak). Ini membuatnya mudah dicerna oleh manusia. Panasnya menciptakan rasa panggang yang enak

Ada beberapa cara membuat nasi kembung

Nasi kembung dibuat dengan memanaskan kernel khusus dengan minyak atau di dalam oven

Beras juga bisa dibuat kembung dengan cara membuat adonan nasi dan mengeluarkan butiran-butiran kecil yang kemudian dipanaskan dengan cepat. Kelembaban dalam adonan mendidih dalam sekejap dan membuat nasi mengembang

Dalam produksi industri menggunakan proses meriam, beras dengan kadar air sekitar 14% dipanaskan hingga sekitar suhu 220°C dalam bejana tertutup, yang disebut meriam beras kembung/lontong. Tekanan yang dihasilkan dijaga hingga kira-kira 1,2 MPa (12 bar) untuk kemudian tiba-tiba menguranginya ke tekanan udara normal. Akibatnya air yang terkandung dalam biji-bijian menguap, biji-bijian mengembang beberapa kali volume aslinya dan pati hampir sepenuhnya tergelatinasasi.

Cara ini berlaku juga untuk biji gandum

Pilihan grain

Tidak semua jenis grain cocok untuk puffing atau pengembangan. Nasi gandum pendek yang tidak dikupas, yang 80-90% ada di hampir semua wafel, paling baik untuk ditumbuk. Hanya dengan lontong yang proporsinya lebih rendah sekitar 50%

Varian

Sekarang ada banyak varian wafel beras dengan soba, millet, jagung, bayam, quinoa, wijen dan dengan atau tanpa garam laut

Kebanyakan wafel adalah makanan ringan karena sedikit kalorinya, sekitar 30 kkal per potong. Wafel beras juga dapat dinikmati oleh orang-orang dengan alergi gluten

Semakin banyak kreasi wafel yang inti, seperti dengan keju atau lapisan coklat manis

Pada tahun 1997, Lima memutuskan untuk memilih alternatif wafel beras manis dan memperkenalkan varian baru dengan susu dan coklat hitam serta hazelnut/vanila dan apel/kayu manis. Jangkauannya terus diperluas sejak saat itu. Tidak hanya mengandalkan pasokan wafel beras tradisional dari biji-bijian dan garam laut, tetapi juga kepingan coklatnya pada gula tebu dan kakao

Cara menikmatinya

Selain dimakan begitu saja sebagai cemilan sehat, wafel beras dimakan dengan topping. Seperti rusk, crispbread atau roti panggang, wafel dapat dibumbui dengan olesan manis atau gurih

Nah demikianlah mengenai reiswaffeln. Setelah disimak, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara rengginang tanah air dan rengginangnya bule reiswaffeln ya. Tetapi secara garis besar, penampilan mereka mirip yaitu bulat dan yang pasti sama-sama terbuat dari keluarga beras dan pati-patian 😊

Ok deh.. sekian dulu edisi kali ini ya pemirsa. Semoga bermanfaat

Sampai jumpa lagi

Schreibe einen Kommentar