Di Eropa termasuk Austria, apa-apa pakai listrik. Mulai dari aktivitas mencuci piring, mencuci baju, menyetrika, membersihkan rumah hingga memasak. Kesemua aktivias tersebut dibantu alat dan mesin, seperti mencuci piring dengan mesin cuci, begitu juga mencuci baju
Tak heran, kebutuhan akan listrik menjadi tinggi. Apalagi saat ini harga listrik seluruh Eropa melonjak tajam karena perang Rusia vs Ukraina yang berkepanjangan
Bagaimana mensiasati agar hemat listrik? Dulunya aku kaget saat pertama kali tinggal di Austria. Disamping ketergantungan pada listrik begitu tinggi karena apa-apa menggunakan listrik, kita dituntut untuk menggunakannya dengan efisien. Wah gimana caranya?
Contoh paling dekat misalnya mencuci piring. Agar kerja mesin tidak terlalu capek dan penat, sebelum piring dkk masuk ke mesin, ada baiknya dibersihkan dulu dari segala kotoran dan sisa makanan ya. Bisa dengan tisu jika yang berminyak
Untuk panci, kuali dkk tak perlulah ikut-ikutan dimasukkan ke mesin cuci juga. Mereka cukup dibersihkan secara manual
Begitu juga untuk mencuci pakaian. Pilah-pilah pakaian sesuai jenisnya, misalnya dari wol, katun hingga bahan jeans. Kemudian warna, dari yang aneka warna, warna putih atau warna hitam saja. Jangan semua dicampur aduk ya 🙂 Nah jika sudah, atur tombol sesuai jenis pakaian yang dicuci
Dengan begini kerja mesin tidak akan berat yang tentunya mempengaruhi pemakaian listrik
Selain itu, memasak dengan menggunakan kompor listrik pun harus diperhatikan. Nyalakan kompor saat panci atau teflon dkk telah bertengger manis di kompor. Jangan dihidupkan dulu kemudian panci dkk bertenggar, bisa meletup nanti mereka. Karena kompor listrik langsung panas saat dinyalakan
Kemudian apa yang hendak dimasak sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu seperti daging yang telah dicuci bersih, sayur yang sudah diiris, bumbu yang sudah diulek atau diblender. Jangan saat mulai masak baru mempersiapkannya, yang ada malah berkejar-kejaran dengan nyala kompor 🙂
Ada juga contoh lainnya sepertti menanak nasi. Panci rice cooker beserta beras dan air aku letakkan di kompor, kemudian baru dinyalakan, Setelah sekitar 15 menit, airnya telah meynusut. Saat itulah aku matikan kompornya. Lha kan belum matang? Tenang pemirsa.. panas kompor masih bisa mematangkannya dalam waktu 5-10 menit. Dan yang asyiknya tidak kuatir gosong, nasinya matang sempurna 🙂
Aku lebih suka memasak nasi dengan cara begini yaitu menanak karena cepat. Kalau menggunakan rice cooker kok rasanya lama sekali 🙂
Ok lanjut
Kalau di Indonesia, aku biasa menghidupkan lampu di seluruh ruangan agar rumah terang bercahaya di malam hari, atau menyetrika segala baju hingga celana dalam tapi di sini harus selektif. Nah tapi disamping itu, membersihkan rumah tidak perlu menggunakan listrik. Ada sapu atau kemoceng untuk membersihkan lantai dan debu setiap hari atau kain lap untuk membersihkan jendela. Jadi penggunaan listrik di Indonesia seimbang kan 😊
Kalau di Austria, membersihkan jendela saja menggunakan alat pembersih yang sebelumnya dicharge dulu pakai listrik. Tidak bisa juga menggunakan mesin penghisap debu untuk membersihkan rumah setiap hari, bisa bengkak harga listrik.
Beda negara beda budaya ya.. Hanya satu hal yang tak bisa aku hemat adalah menyetrika. Dalam hal ini, aku sangat cermat hingga tak ada yang terlewatkan termasuk celana dalam seperti kebanyakan budaya Indonesia. Aku tak bisa ikut kebiasaan bule sini hanya baju kerja atau bagian yang penting saja disetrika. Aku merasa pakaian dkk tidak steril atau masih ada kuman menempel kalau tidak disetrika 😊
Padahal, pakaian dkk telah melalui tahapan pencucian yang super ketat dan pastinya bersih dan steril ya. Seperti pembilasan dan penggunaan suhu tertentu hingga pengeringan di ruangan tak berdebu. Tapi aku tetap tak yakin dan percaya. Ya tak apa-apa. Yang penting aku tak terbebani mengerjakannya karena aku suka pekerjaan ini
Kalau sudah begini, agar tidak memakan waktu lama dalam menyetrika dan tentunya berpengaruh pada penggunaan listrik, ada baiknya pakaian dipilah-pilah dan diatur sesuai jenisny terlebih dahulu. Mana pakaian yang berbahan katun, kaos, handuk dan sebagainya, mana yang masih terbalik bagian dalam atau luarnya dll, sehingga saat menyetrika tidak sibuk lagi memilah-milah dan mencari yang mana mau disetrika terlebih dahulu
Untuk yang lainnya, aku mengikuti kebiasaan bule sini. Kalo suatu ruangan tidak digunakan, segera matikan lampu meski 5 menit kemudian kita kembali ke ruangan itu.
Kalo malam hari, rumah-rumah di Austria gelap gulita kecuali lampu jalan. Kuperhatikan memang begitu, rumah-rumah tetangga pun gelap gulita. Terkadang hanya satu ruangan yang menyala, itu pun tak sampai tengah malam menjelang. Begitu juga subuh. Kalau di Indonesia subuh-subuh buta sudah terang benderang ya
Apakah karena semakin tingginya biaya listrik saat ini? Kurasa berpengaruh sekali, tapi memang ditunjang kesadaran warga sini juga akan penggunaan listrik seefisien mungkin sedari dulu ya. Di samping memang sudah menjadi kebiasaan, seperti bangun saat matahari bersinar. Jadi subuh-subuh mengheningkan cipta belum ada aktivitas, apalagi di musim dingin 🙂
Nah ada juga kudengar kalau menjelang jam 10 malam ke atas, penggunaan listrik di Austria semakin hemat. Beda dengan di Indonesia, yang malah menjadi boros kalau malam, kadangkala dengan aksi mati lampu karena daya tak kuat
Ya tapi namanya emak-emak rumah tangga, kapan saja waktu tersedia langsung deh beraktivitas, tidak menunggu sampai nanti malam
Nah demikianlah edisi mengenai serba listrik di Austria ya pemirsa. Jangan kaget untuk para pemula warga tropis saat tinggal di negeri anggur ini untuk pertama kalinya
Ok deh.. sekian dulu edisi kali ini
Sampai jumpa lagi