Mengenal musim semi, musim bunga mekar semekar hati kita

Akhirnya musim dingin usai berganti musim semi.  Banyak kenangan yang dialami selama musim dingin. Saat musim dingin kita lebih nyaman menghabiskan waktu di rumah daripada jalan-jalan,  yang pasti adalah karena dinginnya yang super ya.. Meski begitu, bagi muslim musim dingin ga ubahnya seperti musim semi. Ini kalo kita lihat dari sisi positifnya, seperti siang yang lebih cepat daripada malam dan malam yang lebih lama dari siang sehingga ibadah menjadi lebih mudah.

Nah, sekarang musim semi beneran telah tiba. Musim semi ini juga menyenangkan. Tentu saja karena di musim semi udara menjadi lebih hangat dan kita bisa menghabiskan waktu lebih banyak di luar ruangan.

Bagi ane emak-emak rumah tangga, buka jendela dan mengintip pohon-pohon di samping rumah kiri dan kanan yang sedikit demi sedikit mulai memiliki daun lagi atau pun berbunga, mengamati tingkah polah burung-burung mulai dari burung pipit sampai burung merpati yang heboh riang gembira, merupakan kebahagiaan yang tiada tara. Apalagi diajak suami jalan-jalan ke kota ya 🙂

Kalo tiba saatnya belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket langganan kita- lebih kurang 10 menit perjalanan dari rumah- ane dulu-dulu sudah menyiapkan hp full baterai buat memfoto pemandangan sepanjang jalan. Pepohonan yang mulanya meranggas sedikit demi sedikit terlihat tanda-tanda kehidupan. Kalo lagi beruntung dapat memfoto pohon seperti sakura di Jepang dengan bunga-bunga pinknya yang bermekaran. Ada juga pepohonan yang bunganya berwarna putih. Nah yang dominan itu adalah yang berwarna kuning cerah di awal musim semi.

Kalo untuk bunga-bunga di taman-taman yang biasanya mati suri juga mulai ditanami dengan tanaman yang berbunga. Jadi instan kisahnya nih. Nantinya tanaman yang masih kecil tapi  berbunga ria ini yang kira-kira tingginya sekitar 10 cm sedikit demi sedikit tumbuh hingga semeter dan berkembang terus  dan berbunga hingga musim panas.

Iya memang begitu tekniknya 🙂 Soalnya kalo mau menanam dari awal banget yang tanpa bunga, pertumbuhannya akan lama. Nanti saat tiba berbunga keburu musim berakhir dong.. akibatnya tanaman mati isa-sia 😊

Ga hanya di taman-taman termasuk taman kota, di bundaran taman, di pot-pot sepanjang trotoar, di balkon dan jendela rumah penduduk hingga perkantoran dipenuhi juga dengan bunga-bunga cantik yang bermekaran.

Sepanjang jalan selama perjalanan sungguh membuat mata bening. Pun selesai belanja suami juga kasih kesempatan ane untuk jalan-jalan di area luar pertokoan melihat keramaian orang-orang dan pemandangannya 🙂 Biasanya kan kalo selesai belanja langsung masuk mobil dan kalo memfoto pun dari dalam mobil aja.  Bukan apa-apa, selain cuaca ga mendukung, seperti musim dingin kan sangat dingin menusuk tulang ya.. suasana juga sendu. Jadi ga semangat jalan-jalan liat pemandangan. Nah, beda kalo musim semi begini 🙂

Di musim semi, malam lebih lama daripada musim dingin. Kalo musim dingin kita musti buru-buru belanja karena maghrib cepat datang, pukul 4, sementara kalo belanja nunggu abis maghrib juga dah gelap, berdekatan ma isya pukul setengah 6. Eh, pukul 6 supermarket dah tutup. Begitu juga kalo mau jalan-jalan kurang sip di musim dingin. Nah, kalo musim semi waktu agak longgar. Antara zuhur dan maghrib jauh banget jaraknya, sampai 4 jam 😊

Sebenarnya musim semi itu apa ya. Kita kenalan yuk

Seperti yang kita tau, musim di daerah subtropis memiliki 4 musim. Keempat musim ini ditentukan oleh nilai suhu rata-rata setiap bulan, dengan setiap musim berlangsung 3 bulan. Tiga bulan terpanas adalah musim panas, tiga bulan terdingin adalah musim dingin, dan diantara interval ini adalah musim semi dan musim gugur. Musim semi adalah salah satu dari 4 musim di daerah subtropis, peralihan dari musim dingin ke musim panas. Nah, musim semi ketika didefinisikan dengan cara ini, dapat dimulai dengan tanggal yang berbeda di berbagai wilayah.

Di belahan utara bumi, musim semi dimulai sekitar tanggal 21 Maret hingga 21 Juni. Contoh di belahan utara bumi adalah benua Eropa, termasuk Austria negara tempat ane menetap saat ini. Sementara di belahan selatan bumi, musim semi dimulai sekitar tanggal 23 September hingga 21 Desember. Di Selandia Baru dan Australia, musim semi secara konvensional dimulai tanggal 1 September dan berakhir pada 30 Nopember.

Awal musim semi adalah kesempatan pertama dimana suhu siang hari rata-rata melebihi 0°C selama 7 hari berturut-turut sehingga tanggal bervariasi dengan garis lintang dan ketinggian

Musim semi terjadi setelah musim dingin.

Ciri-ciri musim semi adalah :
– Berkaitan dengan indikator biologis, antara lain :
Tumbuh-tumbuhan mekar kembali.
Itulah sebabnya mengapa disebut juga musim bunga.
Geliat aktivitas hewan, seperti burung-burung yang lebih lincah dan bahagia 😊
Bau tanah khusus yang telah mencapai suhu untuk tumbuh-tumbuhan kecil untuk berkembang.

– Siang lebih panjang daripada malam hari
– Hawa musim semi agak terasa panas karena menjelang musim panas

Ketika musim semi berlangsung di belahan bumi utara, di belahan bumi selatan sedang terjadi musim gugur, begitu pula sebaliknya. Pada musim semi, koordinat langit, hari-hari panjangnya sekitar 12 jam dan akan meningkat selama musim berlangsung.

Selama awal musim semi, sumbu bumi meningkat kemiringannya relatif terhadap matahari dan panjang siang hari dengan cepat meningkat untuk belahan bumi yang relevan. Belahan bumi mulai menghangat secara signifikan, menyebabkan pertumbuhan tanaman baru melesat dasyat.

Setiap salju mulai mencair, sungai membengkak dengan aliran darat atau limpasan. Dalam iklim yang tidak memiliki salju, suhu udara dan tanah meningkat lebih cepat.

Banyak tanaman yang bermekaran, kadang-kadang dimulai ketika salju masih turun ke tanah dan berlanjut hingga awal musim panas.
Di daerah yang biasanya tanpa salju,‘musim semi‘ lebih awal Febuari (belahan bumi utara) atau Agustus (belahan bumi selatan) heboh dengan mekarnya magnolia dan ceri (buah favorit ane 😊)


Di daerah beriklim sedang yang memiliki musim semi yang kering, bunga-bunga bermekaran lebih teratur butuh air dan kehangatan.
Daerah Subarktika seperti wilayah Alaska, Kanada, Skandinavia, Siberia dan kepulauan Shetland mungkin ga mengalami ‘musim semi‘ sama sekali sampai bulan Mei.

Sementara musim semi adalah hasil dari kehangatan yang disebabkan oleh perubahan orientasi sumbu bumi relatif terhadap matahari, cuaca di berbagai belahan dunia dipengaruhi oleh peristiwa lain yang tidak dapat diprediksi. Curah hujan di musim semi mengikuti tren yang lebih berhubungan dengan siklus yang lebih panjang, seperti siklus matahari, atau kejadian yang diciptakan oleh arus laut dan suhu laut, misalnya efek El Nino

Cuaca musim semi yang tidak stabil dapat terjadi lebih sering ketika udara hangat mulai menyerang dari garis lintang bawah, sementara udara dingin masih mendorong dari daerah kutub.

Musim semi di belahan bumi selatan berbeda dari belahan bumi utara karena beberapa alasan, antara lain :
– Tidak ada jembatan darat antara negara-negara belahan bumi selatan dan zona Antartika yang mampu membawa udara dingin tanpa efek pengurasan suhu dari saluran air yang luas
– Jumlah lautan yang lebih besar di belahan bumi selatan di semua garis lintang
– Saat ini bumi memiliki orbit yang membawanya lebih dekat ke belahan bumi selatan untuk musim yang lebih hangat
– Tidak ada aliran jet yang setara
– Kekhasan dari arus laut yang berbalik arah di Pasifik

Nah, itulah sekilas tentang musim semi.

Tiap-tiap musim selalu ada kelebihannya, termasuk musim semi ini. Selalu alhamdulillah ya pada Allah SWT, Pencipta semesta alam.

Gimana pemirsa, ada minat ga mau jalan-jalam ke negara 4 musim atau ke negara tempat ane tinggal, Austria…  saatnya nih di musim semi ini, cuaca cukup bersahabat. Pemandangan pun mendukung, hati bermekaran semekar bunga di musim semi 🙂

Schreibe einen Kommentar