Musim dingin sebagai pengingat diri akan adanya akhirat hingga kepedulian pada sesama

Musim dingin mengingatkan kita akan selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah dikaruniakan-Nya untuk kita. Kita beruntung masih bisa diberikan kesempatan oleh Allah untuk hidup dan menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik sebelum ajal menjemput.

Kita beruntung Allah memperingati kita akan gambaran akhirat dengan adanya musim dingin ini. Kita beruntung masih bisa merasakan musim dingin ini yang tentu saja belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan dinginnya neraka seperti dingin bekunya neraka atau hembusan angin yang dinginnya menusuk tulang atau hamzarir dan minuman ghossaq, yaitu air yang sangat dingin, siksa neraka yang diberikan untuk penghuninya. Dengan adanya peringatan ini membawa kita agar selalu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan memohon perlindungan dan pertolongan hanya pada-Nya, dan dihindari dari siksa neraka.

Allah berfirman yang artinya :

“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan ghossaq, sebagai pembalasan yang setimpal“.
(QS. An-Naba‘ ayat 26)

Allah juga berfirman yang artinya :

“Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin (ghossaq)
(QS. Shaad ayat 57)

Astaghfirullahalazim..

Namun demikian, Allah Maha Pengasih Maha Penyayang.  Kita beruntung meski musim dingin minta ampun dinginnya, kita diberikan kemudahan dalam beribadah. Bahkan musim dingin bagaikan musim semi bagi orang beriman. Kenapa.. Puasa seperti tidak berpuasa, tidak ada haus atau pun letih karena cuaca yang dingin-dingin empuk turut mrndukung untuk tidak merasakan dahaga, karena malam yang sangat panjang dengan siang yang sangat cepat pun menjadikan waktu untuk berpuasa demikian singkat. Kesempatan untuk sholat tahajud yang banyak kemuliaan juga semakin mudah.

Allah memberikan kebahagian yang akan didapat bagi orang beriman yang menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya di musim dingin ini, dengan giat beribadah dan semakin beriman kepada Allah, bukannya bermalas-malasan, karena cuacanya yang dingin kadangkala berhembus sepoi-sepoi manja membuat orang menjadi mudah ngantuk dan berat beribadah bahkan hanya sekedar untuk berwudhu seperti mau berenang ke samudera Atlantik saja, sangat sulit..

Allah berfirman yang artinya :

“Mereka bersandar di atas dipan-dipan, mereka tidak merasakan sengatan matahari, dan tidak pula merasakan zamharir (hembusan dingin menusuk tulang)“.
(QS. Al-Insan ayat 13)

MasyaAllah.. Alhamdulillah

Kita bersyukur meski dingin menggigit, Allah memberikan kita pemandangan yang luar biasa indah. Di balik kering kerontangnya pepohonan, menyisakan kegundulan dengan tulang-tulang yang hitam dan ringkih, tersimpan keanggunan, siapa bilang sangat jelek dan membosankan. Coba lihat perpaduannya dengan pohon cemara yang tinggi menjulang dengan dedaunannya yang hijau abadi, berpadu dengan putih bersih salju kemilau indah sehalus sutera, bagaikan susunan berlian dan berjalan di atas awan yang putih tanpa noda

Siapapun akan memandangnya dengan penuh kecintaan, hati yang gersang tumbuh berkembang dan berbunga-bunga, menjadikan efek terapi jiwa yang luar biasa ampuhnya. Belum lagi dimana-mana lautan salju, lautan salju menjadi tempat wisata yang murah meriah, sebagai tempat bermain anak-anak yang menyenangkan dan jauh dari rewel. Yang memiliki pasangan halal semakin romantis dan bertambah-tambah kadar kasih sayangnya. Yang memerlukan kebugaran di sini tempatnya mendulang sehat dengan berolahraga penuh kebahagiaan dan keceriaan

Kita bersyukur meski dingin menggigit dan kadangkala sulit keluar rumah karena kondisi yang ga mengijinkan, dari kaca jendela rumah datang penghibur, tiba-tiba hadir kristal salju berbagai bentuk yang sangat indah dan menawan hati, yang bisa dilihat langsung tanpa perlu kaca pembesar apalagi mikroskop. Siapa yang menciptakan keindahan ini? Tentunya Allah Yang Maha Kuasa

Syukur kita pada Allah bertambah-tambah. Di musim dingin ini semakin menambah rasa peduli dan kasih sayang kita kepada sesama. Kita beruntung masih ada tempat untuk berteduh, ada selimut, pakaian, baju dingin, kaos kaki, tempat tidur, penghangat ruangan hingga tidak kedinginan. Ada makanan yang cukup untuk menjaga tubuh agar selalu dalam kondisi baik. Yang tinggal di Indonesia lebih beruntung karena ga perlu melalui musim dingin ini.

Di luar sana masih banyak tak seberuntung kita. Bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan ini? Ada banyak cara, dengan berdoa memanjatkan syukur kepada Allah dan semakin meningkatkan iman kita, membantu sesama agar bisa hidup layak juga dan tidak kedinginan di musim dingin ini hingga menjaga apa yang diberikan Allah kepada kita. Tak sepatutnya kita menghambur-hamburkan makanan atau makan ga dihabiskan sementara di luar sana kelaparan bahkan untuk sesendok nasi atau sepotong roti pun tak mampu.

Tidak hanya sesama manusia, sesama hewan pun seperti burung yang kesulitan mencari makanan di musim dingin ini, bisa kita sediakan makanan yang digantung di tempat biasa mereka hinggap dan bercengkarama. Seperti kebiasaan warga sini yang menyediakan makanan untuk para burung sejak awal musim dingin hingga berakhirnya musim dingin. Atau menanam tanaman berbuah yang awet hingga musim dingin seperti buah beri, sebagai makanna para hewan

Nah, demikianlah pemirsa kisah di musim dingin sebagai sarana pengingat diri akan adanya akhirat hingga kepedulian kita pada sesama. Di balik dinginnya musim dingin yang menggigit terdapat banyak keberkahan yang sepatutnya kita syukuri

Semoga bermanfaat untuk semua ya. Sampai jumpa di edisi selanjutnya 😊

Schreibe einen Kommentar